Peringati Sumpah Pemuda, Ribuan Pemuda Aksi Lawan Krisis Iklim

Reading time: 2 menit
Ribuan pemuda melakukan aksi lawan krisis iklim dalam rangka Sumpah Pemuda. Foto: EcoNusa
Ribuan pemuda melakukan aksi lawan krisis iklim dalam rangka Sumpah Pemuda. Foto: EcoNusa

Jakarta (Greeners) – Sekitar 65.000 orang muda dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam Aksi Muda Jaga Iklim (AMJI) 2024. Aksi tersebut berlangsung serentak di 1.285 lokasi pada 26 Oktober 2024. Aksi ini sebagai bentuk komitmen pemuda dalam melawan krisis iklim sekaligus memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-96.

AMJI 2024 adalah kegiatan tahunan yang diinisiasi oleh komunitas Penjaga Laut, EcoDefender, dan Yayasan EcoNusa. Kegiatan ini mencerminkan semangat kolektif anak muda dalam menanggapi dampak perubahan iklim.

Sebagai negara kepulauan yang terletak di garis khatulistiwa, Indonesia termasuk paling rentan terhadap perubahan iklim. Oleh karena itu, ada berbagai kegiatan dalam AMJI 2024 ini untuk menghadapi krisis iklim.

AMJI mengundang organisasi dan komunitas di seluruh Indonesia untuk bersatu dalam melawan krisis iklim. Tahun ini, sebanyak 85 komunitas dan organisasi bergabung sebagai kolaborator. Kemudian, puluhan ribu relawan juga ikut berpartisipasi di semua titik aksi. Para peserta terdiri dari pemerintah, pemuda, komunitas, dan sektor swasta.

BACA JUGA: Aksi Muda Jaga Iklim Kembali Bangun Semangat Atasi Krisis Iklim

Beragam kegiatan dilakukan, antara lain penanaman 18.400 mangrove dan 24.245 pohon. Mereka juga melakukan pembagian 21.680 bibit tanaman dan penyemaian 450 bibit. Selain itu, terdapat aksi bersih-bersih sampah, transplantasi 60 anakan terumbu karang, pelepasan 115 tukik, pembuatan ecobrick, serta diskusi tentang efek pemanasan global.

Sementara itu, di Tangerang Mangrove Center, salah satu titik utama AMJI 2024, sekitar 200 peserta melakukan aksi penanaman 5.000 bibit mangrove, menyemai 3.100 batang mangrove, dan membersihkan sampah di sekitar Pantai Teluk Naga.

Ribuan pemuda melakukan aksi lawan krisis iklim dalam rangka Sumpah Pemuda. Foto: EcoNusa

Ribuan pemuda melakukan aksi lawan krisis iklim dalam rangka Sumpah Pemuda. Foto: EcoNusa

Anak Indonesia Rentan Terdampak Perubahan Iklim

Koordinator Nasional Penjaga Laut, Erwin Falufi Irianti, menjelaskan bahwa banyak pemuda yang merasa resah terhadap kondisi perubahan iklim, namun belum memiliki wadah untuk beraksi bersama.

“Kami merasa perlu ada aksi yang terus berkelanjutan yang motor penggeraknya adalah anak-anak muda. AMJI juga mengedepankan isu lingkungan sekitar melalui aksi nyata secara spesifik,” kata Erwin lewat keterangan tertulisnya, Sabtu (26/10).

Anak muda adalah kelompok paling terdampak perubahan iklim. Laporan The Climate Crisis Is a Child Rights Crisis: Introducing the Children’s Climate Risk Index’ dari UNICEF pada 2021 menyebutkan bahwa dari peringkat negara dengan tingkat paparan dan kerentanan anak terhadap perubahan iklim, anak-anak Indonesia termasuk yang paling rentan di dunia.

Parade Monster Plastik

Kepala Badan Kesatuan Pemangku Hutan Serang, Perum Perhutani, Ronald Makabory, menyambut baik inisiatif anak muda ini untuk menjaga lingkungan. Terutama, melalui penanaman mangrove yang dapat mengurangi gas rumah kaca.

“Sekarang negara kita sedang berupaya mencapai NDC (Nationally Determined Contribution/Target Kontribusi Nasional), salah satunya dengan penanaman mangrove. Jadi, kami sangat mengapresiasi teman-teman AMJI melakukan kegiatan ini,” tuturnya.

BACA JUGA: Penjaga Laut Gelar Aksi Jaga Iklim di 217 Titik Indonesia

Dalam memperingati Sumpah Pemuda ini, kegiatan AMJI telah berlangsung hingga akhir Oktober. Salah satu agenda yang menarik yaitu ada Parade Monster Plastik yang telah terlaksana di lima kota. Di antaranya Jakarta (27 Oktober), Pontianak (27 Oktober), Makassar (26 Oktober), Ambon (26 Oktober), dan Sorong (28 Oktober).

Monster plastik menjadi simbol ancaman sampah plastik sekali pakai. Peserta mengarak monster tersebut di jalan-jalan utama pada lima kota tersebut. Ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top