Peringati HPSN 2025, Kampung Siba Klasik Gelar Zero Waste Tour

Reading time: 2 menit
Kampung Siba Klasik menggelar zero waste tour dalam rangka HPSN 2025. Foto: Ecoton
Kampung Siba Klasik menggelar zero waste tour dalam rangka HPSN 2025. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada 21 Februari, Kampung Siba Klasik di Kabupaten Gresik meluncurkan program Zero Waste Tour perdana. Program ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang konsep penanganan sampah berbasis skala RT dan RW melalui tur yang mengunjungi kawasan merdeka sampah di Kampung Siba Klasik.

Kampung Siba Klasik terkenal sebagai ikon kawasan bebas sampah. Sebab, warga di sana telah mengelola sampah di tingkat rumah tangga secara mandiri. Dari langkah tersebut, mereka sudah bisa membantu mengurangi volume sampah yang masuk ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Dalam rangka merayakan HPSN, masyarakat Kampung Siba Klasik berkolaborasi dengan PIKK (Persatuan Istri Karyawan Karyawati) PLN UPT Gresik untuk menyelenggarakan tur ini. Selama tur, peserta mengunjungi berbagai inisiatif pengelolaan sampah. Mulai dari pembuatan eco enzym, edukasi tentang pengomposan, model ekonomi hijau refill store, dan mengunjungi bengkel sampah yang ada di kawasan ini.

BACA JUGA: Sudah Saatnya Pencinta Alam Terlibat Bebaskan Alam dari Sampah

Dalam kesempatan tersebut, Relawan Dunia Eco Enzym (RDEE) Gresik mengajari peserta cara membuat sabun dari cairan multiguna eco enzyme. Setelah kunjungan ke Kampung Siba Klasik, para peserta melanjutkan perjalanan mereka ke TPA Ngipik Gresik. Dari kunjungan ini, peserta bisa melihat lebih jauh tentang pengelolaan sampah di kawasan tersebut.

Dorong Ekonomi Hijau

Koordinator Zero Waste Tour, Saifudin Efendi, menjelaskan bahwa kegiatan ini dapat mendorong tumbuhnya ekonomi hijau. Kehadiran para pengunjung memberikan manfaat bagi berbagai sektor, seperti katering makanan, toko refill, serta sektor wisata kota.

β€œDampak terpenting dari tur ini adalah menumbuhkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya pengelolaan dan pengurangan sampah,” ujar Saifudin dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (20/2).

Saifudin, yang akrab disapa Ipung, menambahkan bahwa biaya tur ini sangat terjangkau dan ramah lingkungan. Semua kebutuhan acara, mulai dari makanan yang tersaji dalam wadah daun pisang hingga minuman produksi sendiri seperti telang. Bahkan, penyelenggara juga menyediakan alat-alat pendukung zero waste. Alhasil, langkah ini bisa mendorong peserta untuk tidak menggunakan wadah sekali pakai.

Selain itu, mereka juga bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik untuk menyediakan bus wisata Bandar Grissee dengan tarif hanya lima ribu rupiah per orang.

Petik Pelajaran Berharga

Sementara itu, tur ini memberikan pengalaman yang berharga bagi para peserta. Salah satunya dirasakan oleh Ibu Tiana Yudha, anggota PIKK asal Kabupaten Sidoarjo. Ia mengungkapkan ini adalah pertama dirinya mengikuti kegiatan seperti ini. Banyak pelajaran berharga tentang pengelolaan sampah yang ia dapatkan.

BACA JUGA: Zero Waste di Pameran Lingkungan KLH

β€œSalah satunya adalah melihat kemasan makanan terbungkus daun pisang yang benar-benar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ujarnya.

Tur ini diakhiri dengan perjalanan menggunakan bus wisata Bandar Grissee. Para peserta dapat menikmati sore hari sambil mengunjungi berbagai situs sejarah di Gresik. Misalnya, kawasan perdagangan Bandar Gresse, pelabuhan Gresik, Kampung Picina, Kampung Arab, dan banyak lagi.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top