Jakarta (Greeners) – Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang dikelilingi oleh lautan luas. Namun saat ini, lautan Indonesia sedang menghadapi permasalahan yang serius. Indonesia menjadi negara terbesar ke-2 di dunia yang berkontribusi pada sampah plastik laut di dunia. Sampah di Indonesia mencapai 1,3 juta ton per tahun. Hal ini membuat sampah laut menjadi isu penting karena berdampak pada industri pariwisata, perkapalan, dan perikanan di negara ini.
Untuk membuktikan dunia bahwa Indonesia tidak diam dalam menghadapi masalah sampah laut, Komunitas Divers Clean Action (DCA) berinisiatif untuk menyelenggarakan Indonesian Youth Marine Debris Summits (IYMDS) pada tanggal 24 – 29 Oktober mendatang di Jakarta. Guna menginformasikan masyarakat mengenai pertemuan tersebut, DCA menyelenggarakan talk show mengenai IYMDS yang digelar di area Baywalk Mall Pluit, Jakarta, Kamis (21/09).
“Sampah laut adalah masalah yang sangat kompleks. Kita harus menggandeng banyak pihak untuk mengatasi permasalahan tersebut. Maka dari itu, pada tanggal 24 hingga 29 Oktober nanti, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, kita akan mengadakan kegiatan Indonesian Youth Marine Debris Summit atau IYMDS. Kita akan mengumpulkan 70 pemuda dari seluruh penjuru pesisir nusantara dan memberikan mereka pelatihan secara mendalam mengenai sampah laut,” tutur founder Divers Clean Action yang juga Ketua Steering Committee IYMDS, Swietenia Puspa Lestari atau akrab disapa Tenia, saat membuka acara talk show tersebut.
Tenia juga menyatakan bahwa kegiatan IYMDS ini dapat menjadi kesempatan emas bagi generasi muda untuk memberikan kontribusi positif terhadap keselamatan laut Indonesia. “Selain untuk menggaungkan dan memberi perubahan yang besar terhadap masalah sampah laut, pertemuan ini adalah momentum yang tepat dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda,” katanya.
Dalam acara talk show tersebut, hadir sebagai pembicara Menteri Eksplorasi Kelautan 1999-2001 dan Menteri Lingkungan Hidup 1993-1998 Ir. Sarwono Kusumaatmadja, Ketua Masyarakat Selam Indonesia Ricky Soerapoetra, Pendiri Greeneration Mohamad Bijaksana Junerosano, dan Ketua Dharma Wanita Persatuan Kemenko Maritim Ara Machmud Saffri.
“Sampah plastik di laut itu berbahaya sekali lho, karena sampah itu biasanya akan dimakan oleh ikan-ikan. Kalau ikan yang makan plastik tersebut kita makan, nanti kita sendiri yang terkena dampaknya. Makanya, masalah sampah laut ini harus benar-benar diselesaikan,” kata Ara.
Lebih lanjut mengenai IYMDS Tenia menjelaskan, pendaftaran untuk menjadi peserta IYMDS sendiri telah ditutup pada tanggal 18 September lalu. Sebanyak 1.600 orang berusia 18 hingga 25 tahun telah mendaftar untuk mengikuti IYMDS, namun hanya 70 orang yang lulus seleksi dan dinyatakan sebagai peserta.
Para peserta ini akan dipertemukan dengan para ahli serta praktisi solusi terkait permasalahan sampah laut agar dapat diduplikasi di berbagai pesisir, khususnya di pulau-pulau kecil asal daerah peserta. Selain itu, peserta juga akan diberikan materi mengenai project management dan social media engagement.
Selama melakukan kegiatan IYMDS 2017, para peserta akan mengikuti berbagai aktifitas seperti workshop, field trip, dan action plan. Seluruh peserta akan dibagi menjadi 14 kelompok yang secara geografis domisilinya berdekatan untuk merancang dan menerapkan action plan. Rencananya, action plan tersebut akan dilakukan selama satu tahun penuh oleh para peserta. Selama satu tahun, mereka akan “berperang” melawan sampah laut.
“Nantinya, setiap kelompok akan didanai untuk melakukan aksi pada sistem dan fasilitas persampahan di daerah pesisir asal mereka. Aksi tersebut akan dimonitor oleh mentor yang membimbing mereka. Kelompok dengan action plan terbaik akan berkesempatan untuk menjadi perwakilan Indonesia di acara Our Ocean Conference di Bali, tahun 2018 mendatang,” pungkasnya.
Penulis: Anggi Rizky Firdhani