Jakarta (Greeners) – Nestlé Indonesia meluncurkan produk bangku berbahan plastik daur ulang. Bangku tersebut terbuat dari 100% plastik sachet pascakonsumsi. Menggandeng Sustainable Waste Indonesia (SWI) dan KSM Sahabat Lingkungan, Nestlé mengumpulkan sampah plastik pascakonsumsi untuk mereka kelola secara optimal. Hal itu dapat meningkatkan angka daur ulang dan mendukung terciptanya ekonomi sirkular.
“Sebagai perusahaan Good Food, Good Life, Nestlé memastikan operasional bisnis kami menciptakan manfaat bersama bagi bumi. Upaya kami dalam menerapkan aspek keberlanjutan dilakukan di sepanjang mata rantai usaha. Mulai dari kemitraan dengan para peternak sapi perah dan petani kopi, hingga pengelolaan sampah pascakonsumsi,” tutur Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, Samer Chedid melalui keterangan rilisnya.
Selanjutnya, produk daur ulang tersebut akan didistribusikan ke beberapa sekolah dasar (SD). Hal itu sebagai upaya mendukung Gerakan Sekolah Sehat untuk aspek lingkungan milik Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Sebanyak 5.000 bangku daur ulang akan mereka distribusikan sebagai media edukasi lingkungan bagi siswa. Dalam hal ini, siswa akan belajar betapa pentingnya pemilahan sampah. Sehingga, siswa juga bisa mengenal bahwa sampah dapat mereka daur ulang menjadi barang yang berguna dan bernilai.
“Kami berharap inisiatif daur ulang ini dapat menginspirasi pasar Indonesia akan produk yang memiliki nilai guna dan nilai jual yang tinggi. Sehingga, dapat tercipta ekonomi sirkular yang berkelanjutan,” ungkap Samer.
Nestlé Gandeng Pelaku Usaha Sampah
Sementara itu, mereka juga menggandemng sejumlah pegiat dan pelaku usaha persampahan. Misalnya, TPS3R, mitra pelapak, dan pendaur ulang. Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan angka pengelolaan sampah plastik dan memastikan pemrosesan daur ulang bisa berjalan optimal.
Setiap kerangka bangku terbuat dari ± 25 kilogram sampah plastik sachet dan flexible, yang dikelola di TPS3R Baraya Runtah serta sampah yang mereka peroleh dari mitra pelapak Abbas Plastindo. Sampah yang terkumpul dari kedua lokasi tersebut akan dilebur menjadi balok plastik. Kemudian, hasilnya dapat menjadi pengganti material kayu.
BACA JUGA: Kurangi Sampah, Nestlé Dirikan Waste Station di 5 Supermarket
“Peluncuran produk hasil daur ulang ini memperlihatkan eksplorasi Nestlé bersama para mitra tidak hanya mengumpulkan sampah plastik. Kami juga mengembangkan produk baru hasil pemanfaatan kemasan produk. Semoga inisiatif ini dapat menginsiprasi berbagai pihak untuk terus berinovasi yang sejalan dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sempah oleh Produsen,” ujar Direktur Pengurangan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Vinda Damayanti Ansjar.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia