Jakarta (Greeners) – Monash University dan Pemerintah Jawa Barat jalin kerja sama untuk mengelola limbah padat dan cair secara terintegrasi. Inisiatif tersebut bertujuan untuk memberantas sampah plastik yang mengalir ke Sungai Citarum.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) Gurbernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan Pro Vice-Chancellor and President of Monash University, Andrew Macintyre secara virtual di Gedung Pakuan Bandung, baru-baru ini.
Kampus asing pertama di Indonesia ini akan menjalin kemitraan formal bersama Pemerintah Jawa Barat dalam lima tahun ke depan. Selain itu, kolaborasi tersebut akan melibatkan kerja sama dengan para peneliti dari Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Badan Ilmu Pengetahuan Nasional Australia, Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO), dan Swiss Federal Institute of Aquatic Science – Eawag.
Proyek ini akan menggabungkan inovasi teknologi dan sosial. Kemudian, membentuk laboratorium hidup untuk mempelajari proses transformasi sungai. Dalam jangka panjang, rencana tersebut juga bertujuan memberikan perubahan bagi salah satu sungai terkotor di dunia.
Kembangkan Proof of Concept di Sungai Citarum
Program ini hendak menilai keefektifan proyek percontohan zero waste dalam mengurangi aliran limbah ke lingkungan. Selain itu, mereka akan melihat dampak dari tidak adanya pembuangan limbah di sungai.
Tim peneliti juga akan mengembangkan proof of concept untuk pengelolaan sampah secara terintegrasi. Kemudian menyusun bukti untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan pada skala lokal, nasional, dan internasional.
Dalam jangka panjang, pengetahuan baru yang proyek ini hasilkan akan digunakan sebagai strategi mengatasi pencemaran sungai di Citarum dan sungai lainnya di Asia Tenggara. Selain itu, proyek ini harapannya dapat meningkatkan kehidupan masyarakat rentan yang bergantung pada sungai untuk air dan penghidupan.
Warga Antusias
Melihat proyek ini, Ridwan Kamil menyatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen kuat menyelesaikan masalah pencemaran Sungai Citarum. Begitu pula dengan Andrew, dirinya sangat senang melihat proyek ini terealisasi.
“Kemitraan ini membawa kami selangkah lebih dekat dalam mewujudkan visi kami untuk menciptakan sungai yang bersih, sehat, dan produktif dengan menggunakan pendekatan baru yang memanfaatkan limbah, sehingga mendorong masyarakat menuju keberlanjutan,” kata Andrew.
Menurut Director of the Informal Cities Lab, Professor Diego Ramirez Lovering, salah satu pemimpin proyek transformasi Sungai Citarum ini, berbagai pihak telah menunjukkan dukungan yang luar biasa.
“Memorandum saling pengertian ini adalah sebuah pencapaian yang sangat penting bagi Monash dan mitra pendiri kami, Universitas Indonesia. Proyek ini menunjukkan dukungan luar biasa dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan daerah untuk proyek transformasi Citarum,” ungkap Diego.
Penulis : Dini Jembar Wardani
Editor : Ari Rikin