Tidak ada misi khusus dalam perjalanan bertema 1.000 km Trans Papua menuju Kota Sorong melewati Jalan Trans Papua Maybrat-Manokwari. Selesai masa penelitian pengelolaan hutan sagu alami di Distrik Kais, Sorong Selatan, saya ingin membebaskan diri.
Hanya saja nurani saya menuntun untuk melakukan perjalanan bersepeda motor seorang diri demi proses “konservasi jiwa”. Saya mengosongkan prasangka terhadap orang-orang Papua, menghilangkan ketakutan bepergian sendiri, dan mendorong batasan-batasan baru bertahan hidup di wilayah yang tidak dikenal.
Secara resmi yang termasuk Jalan Trans Papua Barat adalah rute Kota Sorong-Maybrat-Manokwari sejauh 594,81 km. Perjalanan saya mulai pada tanggal 16 Maret 2018 dari Teminabuan, ibukota Kabupaten Sorong Selatan. Perjalanan dengan sepeda motor Kawasaki KLX150BF berjalan lambat karena saya memanfaatkan waktu untuk menikmati udara hutan, pemandangan sungai di lembah, kicau burung, julang Papua (beberapa bahasa lokal Papua menyebut Taun-taun) yang melintas di atas kepala, dan anak kasuari yang berkeliaran di jalan.
Tidak lupa pula saya mengambil foto-foto perjalanan, mengamati kampung yang terlewati, dan menikmati senyum anak-anak yang terkejut ada suara motor melintas. Teriakan mereka yang spontan saya balas dengan acungan jari telunjuk dan kelingking.
Saya melewati perbatasan Kabupaten Manokwari dari Kabupaten Tambrauw pada 25 km setelah Gunung Pasir. Enam kilometer kemudian mulai nampak perkebunan sawit di Kampung Ineisudgaran, Distrik Sidey, dan sepanjang 68 km berikutnya pohon-pohon sawit jadi perindang jalan di sekitar wilayah transmigrasi SP9 hingga SP1.
Menurut Atlas Sawit Papua (2015), ada dua perusahaan sawit yang beroperasi di Kabupaten Manokwari. Yang pertama adalah Yongjing Investment (ex-PTPN II yang beroperasi sejak tahun 1982) dengan wilayah konsesi 17.974 ha. Kebun sawit plasma memanjang di kanan-kiri Jl. Sorong-Manokwari di Distrik Sidey, Warmare, Masni, dan Prafi.
Perusahaan lain adalah PT Medco Papua Hijau Selaras, anak perusahaan Medco Group, dengan wilayah konsesi seluas 18.000 ha yang beroperasi sejak 2008 di Sidey dan Masni. Jarak tempuh rute Ayawasi – Miyah – Kebar – Kota Manokwari adalah 340 km. Total perjalanan Teminabuan – Manokwari menjadi 440 km.