Kediri (Greeners) – Jambore Nasional Federal Indonesia III di Kediri, Jawa Timur, menjadi magnet bagi pecinta sepeda Federal di Tanah Air. Ratusan peserta dari berbagai penjuru daerah hadir dalam acara yang hari ini, Sabtu (21/05), memasuki hari kedua. Jamnas Federal ini sendiri berlangsung tanggal 20-23 Mei 2016.
Para Federalis (sebutan untuk pecinta sepeda Federal, Red.) yang berasal dari luar kota membawa sepeda mereka ke lokasi acara dengan beberapa cara. Ada yang memanfaatkan jasa pengiriman paket untuk membawa sepedanya, adapula yang membawa kendaraan khusus untuk mengangkut sepeda yang populer di era tahun 80-90an itu.
Bahkan ada yang nekat datang ke Kediri dengan menaiki sendiri sepedanya. Perjalanan ini bisa memakan waktu hingga berhari-hari tergantung jauh dekatnya kota asal pesepeda dari Kediri.
Federalis yang memilih cara ini ternyata jumlahnya cukup banyak dan berasal dari beberapa kota. Diantaranya adalah Hendri Botak, Federalis asal Jakarta. Hendri menghabiskan waktu hingga empat setengah hari menaklukkan rute berjarak ratusan kilometer itu. Ia mengayuh sepeda dengan ditemani oleh seorang rekannya sesama Federalis.
Hendri menyatakan selama perjalanan ia tidak menemui kendala berarti. Itu karena dia sudah cukup baik menyiapkan rencana yang disusunnya jauh-jauh hari. Ditambah pula dengan jam terbangnya yang cukup mumpuni di dunia sepeda.
Ia mengaku dalam perjalanan menuju Kediri, ban dari sepeda Federal Strobo yang dia naiki sempat mengalami kebocoran. Musibah itu terjadi di kawasan hutan wilayah Mantingan, Jawa Timur saat hujan lebat. Roda sepedanya terperosok ke dalam lubang yang tidak terlihat karena genangan air hujan.
Pria berusia 33 tahun dan tergabung dalam klub Federal Jakarta (Fedjek) ini memilih jalur Utara dan meneruskan pada jalur Selatan menuju Kediri. Rute itu dipilihnya untuk memburu pemandangan alam sepanjang perjalanan.
“Sengaja memilih jalur selatan untuk mendapat nilai plus berupa pemandangan alam,” ujarnya saat ditemui di lokasi Jamnas.
Ada juga Federalis nekat lainnya, yaitu Nyoman Dama dari Federal Dewata (FedDewa) Bali. Dia bersama empat rekannya yaitu Valentin Lili, Wayan Arta, serta Made Mirda melahap trayek sejauh ratusan kilometer Bali-Kediri selama lima hari. Mereka berangkat dari Bali hari Minggu dan tiba di Kediri hari Kamis, tepat sehari sebelum pelaksanaan Jamnas berlangsung.
Nyoman Dama menuturkan, perjalanan itu cukup menantang karena jalur yang dipilihnya adalah jalur Selatan yang melewati pegunungan Arjuno, pegunungan Kumitir, serta pegunungan Semeru. Jalur ini, menurut dia, selama ini menjadi momok bagi pesepeda karena kondisi medannya.
Utamanya pada titik piket nol di kawasan pegunungan Semeru, kata Nyoman, medannya sangat membuat dada berdebar. Banyak tanjakan maupun turunan yang langsung diikuti dengan tikungan tajam. Nyoman mencatat sedikitnya ada 20 titik dengan kontur medan seperti itu.
“Piket nol, killer!” ungkap Nyoman menggambarkan medan yang dilaluinya.
Meski demikian, perjalanan dengan kecepatan rata-rata sekitar 15 km per jam hingga 60 km per jam jika kondisi jalan menurun, tersebut cukup lancar. Hanya ada sedikit kendala saat sepeda milik salah satu rekannya mengalami kerusakan pada bagian ruji roda sepedanya, namun masalah ini berhasil diatasi.
Kuatnya ikatan persaudaraan sesama Federalis, membuat Nyoman dan rekan-rekannya tidak kesulitan menemukan tempat sekadar beristirahat hingga tempat menginap. “Bahkan banyak yang berebut untuk menawarkan rumahnya untuk tempat kami menginap. Kami cukup berterima kasih dengan saudara-saudara kami itu,” imbuhnya.
Jamnas Federal III menggunakan konsep bike camp dan city tour. Lokasi bike camp ada di dua tempat yaitu bantaran Sungai Brantas, Kota Kediri dan kawasan wisata air terjun Dolo di Kabupaten Kediri.
Sedangkan city tour, mengambil rute yang melewati kawasan-kawasan peninggalan sejarah maupun lokasi wisata. Ada pula rute pegunungan Wilis yang menawarkan pemandangan alam sekaligus jalur yang menantang.
Penulis: M. Agus Fauzul Hakim