Melekatkan Rasa, Menggerakkan Ekonomi Desa Melalui Festival Desa 2016

Reading time: 3 menit
festival desa 2016
Festival Desa 2016. Foto: greeners.co/Arief Tirtana

Jakarta (Greeners) – Masih banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa pangan kita disediakan oleh 25,6 juta keluarga petani yang mengolah lahan pertanian yang sempit. Mereka secara bersama-sama menyediakan padi dan sumber karbohidrat lainnya, seperti umbi-umbian, jagung, juga sayuran dan buah-buahan. Sementara untuk kebutuhan protein disediakan oleh 2,7 juta kepala keluarga nelayan tangkap dan 4 juta kepala keluarga yang mengupayakan perikanan budidaya seperti lele, nila, patin dan lainnya. Ironisnya, jumlah keluarga petani, pekebun dan nelayan semakin berkurang setiap tahun karena terjerat kemiskinan dan beralih profesi.

Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukan terjadinya penurunan jumlah rumah tangga yang menggantungkan hidupnya pada seluruh usaha pertanian. Dari subsektor tanaman pangan, hortikultura (sayur-mayur), perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Begitupun pada usaha yang dikelola perusahaan berbadan hukum, beberapa mengalami penurunan seperti pada sub sektor holtikultura dan perikanan, dan kehutanan. Meskipun masih ada yang mengalami kenaikan misalnya usaha di pengelolaan tanaman padi, perkebunan, peternakan.

Penurunan tersebut semakin diperparah dengan kebijakan pemerintah yang tetap melakukan impor pangan mulai dari benih bawang hingga daging, semua diimpor dengan alasan memenuhi kebutuhan konsumen.

Padahal dengan jumlah desa di seluruh negeri yang mencapai sekitar 74.000 desa, masing-masing desa tentu memiliki potensi untuk menyediakan bahan pangan yang sehat yang bisa memenuhi kebutuhan gizi seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, dana desa yang diharapkan mampu memberikan kontribusi justru lebih banyak digunakan untuk pembangunan infrastuktur. Dana ini belum banyak dijadikan modal bagi desa-desa untuk mengembangkan potensi desanya.

festival desa 2016

Festival Desa 2016. Foto: greeners.co/Arief Tirtana

Melihat keadaan ini, Perkumpulan Indonesia Berseru, Jaringan Konsumen untuk Indonesia Sehat, didukung oleh anggota Aliansi untuk Desa Sejahtera dan sejumlah lembaga pendanaan serta beberapa komunitas menggelar Festival Desa 2016. Acara ini berlangsung pada 28-30 Oktober 2016 di Bumi Pekemahan Ragunan, Jakarta Selatan.

“Kita percaya bahwa dengan mengenal beragam jenis pangan lokal dan mendukung para produsen pangan di pedesaanlah, sumber pangan lokal dan kesehatan kita terselamatkan. Termasuk menghadirkan pangan yang sehat bagi para konsumen di perkotaan,” kata salah satu panitia Festival Desa 2016, Zaenatul Nafisah.

Ajang Festival Desa tahun ini merupakan kali kelima acara ini digelar. Dengan mengusung tema “Melekatkan Rasa, Menggerakkan Ekonomi Desa,” diharapkan Festival Desa 2016 dapat menjadi pengingat untuk kembali mencurahkan perhatian dan upaya menggerakkan desa-desa.

Menurut Zaenatul, festival ini bertujuan sebagai wadah untuk untuk mempertemukan produsen pangan, kerajinan dan lainnya di pedesaan dengan konsumen kota, juga komunitas dan pribadi yang peduli dengan potensi desa. Festival Desa, lanjutnya, juga ingin mengingatkan pemerintah agar arah kebijakan pangan dan pedesaan benar-benar sesuai dengan semangat kedaulatan pangan dan memperkuat pedesaan.

Zaenatul berharap Festival Desa dapat menjadi ajang temu untuk memulai wirausaha sosial, menjadi tempat untuk terus saling mengenal dan menjaga hubungan antara masyarakat desa dan kota, serta membangun pemahaman bahwa kekayaan pangan dan sumberdaya lainnya yang dimiliki negeri ini harus terus dijaga, dikelola dan dirayakan sebagai dasar untuk bangsa yang lebih sehat dan kuat.

“Hubungan yang terjalin erat antara konsumen dan produsen diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menghadapi dan menjawab tantangan bersama tentang pemenuhan pangan sehat, dan kesejahteraan bersama, masyarakat kota dan desa di tengah perubahan iklim dan juga akses pasar bagi produk petani, nelayan, pekebun kecil yang semakin terbatas,” katanya.

Festival ini sekaligus sarana penyebaran informasi kepada masyarakat perkotaan mengenai potensi kedaulatan pangan yang dimiliki Indonesia melalui desa-desanya. Di acara ini, pengunjung tidak hanya dapat mengunjungi berbagai stand yang menjajakan hasil pangan lokal, namun juga bisa mengikuti seminar, workshop dan pemutaran film yang bekaitan dengan pangan Indonesia.

Penulis: AT/G39

Top