Jakarta (Greeners) – Program Less Waste More Jazz kembali diadakan dalam Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2016. Kali ini, pelaksanaan program edukasi dan pemilahan sampah tersebut dilengkapi dengan kegiatan penelitian sampah yang dilakukan oleh tim riset gabungan dari mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Pasundan dan komunitas peduli sampah Jalagayatri.
Koordinator tim riset sampah Less Waste More Jazz, Suci Fitriana mengatakan bahwa penelitian sampah ini dilakukan untuk mengetahui jumlah sampah yang dihasilkan selama pagelaran Java Jazz Festival 2016 berlangsung. Sampah tersebut dikumpulkan tidak hanya dari tong sampah yang disediakan program Less Waste More Jazz saja, melainkan juga dari tong-tong sampah yang disediakan oleh pengelola gedung JIExpo Kemayoran, tempat festival diadakan.
“Intinya kita pengin tahu jumlah sampah yang dihasilkan dalam acara musik ini,” ujar Suci saat ditemui Greeners di booth pemilahan sampah Less Waste More Jazz, Kemayoran, Sabtu (05/03).
Dari sampah yang terkumpul, lanjutnya, akan dihasilkan data yang memaparkan perilaku pengunjung dalam memilah sampah dengan membandingkan antara jumlah sampah yang telah terpilah dalam tong sampah Less Waste More Jazz dan tong sampah biasa yang disediakan pengelola gedung.
“Dari penelitian ini nantinya kita bisa tahu seberapa besar kesadaran pengunjung Java Jazz ini terhadap pemilahan sampah,” ujarnya.
Suci menyatakan dari penelitian ini, setidaknya dapat diketahui kecenderungan masyarakat dalam memilah sampah yang nantinya dapat dijadikan dasar untuk sosialisasi mengenai pemilahan sampah. Pasalnya, kesadaran masyarakat mengenai pemilahan sampah masih sangat rendah. Namun, hal ini bukan sesuatu yang harus dibiarkan begitu saja.
“Di Indonesia, 70 persen sampahnya itu sampah organik, lho. Coba bayangkan kalau masyarakat sudah memilah sampah dari awal dan dijadikan pupuk kompos? Kan tinggal sampah non organik yang 30 persen itu,” katanya.
Lebih lanjut Suci menjelaskan, sampah yang dikumpulkan selama festival berlangsung akan dipilah dan dipisahkan menjadi 13 kategori sampah yang berbeda. Ketiga belas jenis sampah tersebut antara lain kaleng, gelas plastik, kaca botol plastik warna, botol plastik bening, majalah, duplex (kardus tipis), sampah organik, kertas, kardus, residu, sterofom dan sampah lainnya.
Sementara itu, Ketua komunitas peduli sampah Jalagayatri Fadhel Achmad mengatakan bahwa awalnya sampah yang terkumpul akan dikelompokkan ke dalam 11 kategori sampah. Namun, ternyata ditemukan jenis sampah di luar kategori yang telah ditentukan sebelumnya.
“Sampah lainnya seperti styrofoam, kayu dan kabel ternyata juga kami temukan. Makanya harus ditambah lagi pengelompokannya,” ucap Fadel.
Menurut Fadel, penelitian ini sangat menitik beratkan data sehingga teknis pengumpulan data dilakukan sedetail mungkin guna menghasilkan data berupa berat sampah yang akurat.
Sebagai informasi, pada hari pertama penyelenggaraan Java Jazz Festival 2016, dihasilkan sampah seberat 2.030 kilogram. Jumlah sampah ini dikumpulkan dari tong sampah milik pengelola JIExpo Kemayoran dan tong sampah terpilah dari program Less Waste More Jazz. Program Less Waste More Jazz sendiri menyediakan 80 tong sampah terpilah yang didesain khusus agar pengunjung Java Jazz Festival 2016 dapat memilah sampah mereka saat membuangnya.
Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2016 dilangsungkan selama tiga hari, yaitu tanggal 4-6 Maret 2016. Hingga hari kedua pelaksanaannya, pengunjung Java Jazz mencapai 34.881 orang, dengan rincian 9.661 orang pengunjung pada hari pertama dan 25.220 orang pengunjung di hari kedua.
Penulis: TW/G37