KRM Surabaya Bakal Koleksi Spesies Mangrove dari Seluruh Indonesia

Reading time: 2 menit
YKRI akan menambah jenis tanaman mangrove dari seluruh Indonesia di Kebun Raya Mangrove (KRM) Subaraya. Foto: Bappeda Litbang Surabaya
YKRI akan menambah jenis tanaman mangrove dari seluruh Indonesia di Kebun Raya Mangrove (KRM) Subaraya. Foto: Bappeda Litbang Surabaya

Jakarta (Greeners) – Yayasan Kebun Raya Indonesia (YKRI) akan menambah jenis tanaman mangrove dari seluruh Indonesia di Kebun Raya Mangrove (KRM) Subaraya. Penambahan koleksi ini akan memberikan data penting bagi penelitian ilmiah dan menjadi tempat yang bisa masyarakat kunjungi untuk mengetahui kekayaan mangrove Indonesia.​

Kebun Raya Mangrove Surabaya merupakan kawasan konservasi yang baru diresmikan pada 26 Juli 2023. Luasnya mencapai 31,5 hektare (ha) yang meliputi 11 ha di daerah Gunung Anyar, 16 ha di Medokan Sawah dan 4,5 ha di Mangrove Information Center.

Proyek pengumpulan koleksi tanaman mangrove dari seluruh Indonesia ini secara resmi dimulai pada tahun 2024. Penambahan koleksi ini melengkapi koleksi spesies mangrove yang sudah ada di KRM Surabaya. Hasil identifikasi oleh Lestari Mangrove dan Alam (Leva) menunjukkan ada 31 jenis mangrove asal Indonesia di KRM Surabaya.

Indonesia memiliki 75 spesies mangrove berdasarkan penelitian ilmiah Sukritisjono Sukardjo. Kendati demikian, proyek ini nantinya akan menanamkan sekitar 44 spesies mangrove dari seluruh Indonesia di KRM Surabaya.

YKRI akan menambah jenis tanaman mangrove dari seluruh Indonesia di Kebun Raya Mangrove (KRM) Subaraya. Foto: Greeners

YKRI akan menambah jenis tanaman mangrove dari seluruh Indonesia di Kebun Raya Mangrove (KRM) Subaraya. Foto: Greeners

Kenalkan Kekayaan Mangrove Indonesia kepada Publik

Wakil Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia, Alexander Sonny Keraf mengatakan koleksi mangrove di KRM Surabaya ini bisa menjadi tempat bagi publik untuk melihat berbagai spesies mangrove di Indonesia.

Koleksi mangrove yang lebih banyak juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekosistem mangrove. Sehingga, mereka dapat berkontribusi untuk melestarikan mangrove.

“Khususnya bagi anak muda, nantinya bisa terpanggil untuk mengajak kepedulian lingkungan, khususnya mangrove. KRM Surabaya juga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian para ahli, kunjungan dari mahasiswa, komunitas, dan pegiat mangrove yang ada di Indonesia,” kata Sonny di Jakarta, Rabu (31/7).

Menurut Sonny, kawasan mangrove merupakan tempat yang memiliki banyak manfaat. Misalnya, sebagai tempat habitat perkembangbiakan biota, bisa menahan abrasi, hingga mampu menyerap karbon lebih besar daripada hutan tropis atau lahan gambut.

“Dengan penambahan koleksi mangrove ini, harapannya bisa menjadi daya tarik masyarakat sebagai tempat edukasi sekaligus rekreasi. Masyarakat perlu tahu bahwa mangrove memiliki banyak manfaat seperti dijadikan tepung, sirup, dan lainnya. Mangrove juga memiliki nilai ekonomi,” tambah Sonny.

Tantangan Pemindahan Mangrove

Peneliti Ahli Madya Bidang Ekologi Laut (Mangrove) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yaya Ihya Ulumuddin mengatakan, pengumpulan mangrove saat ini sudah mencapai 70 persen, sisa 30 persen untuk melengkapi jenis mangrove di KRM Surabaya.

Yaya menambahkan, dalam penambahan koleksi tanaman mangrove perlu mengantisipasi tantangan pengalihan ekosistem mangrove dari daerah lain ke KRM Surabaya. Pasalnya, perpindahan lokasi mangrove tidaklah mudah dan perlu memastikan ekosistem yang mendukung agar tanaman tersebut dapat bertahan hidup.

Selain itu, timbunan sampah di kawasan mangrove juga menjadi sumber kekhawatiran dan ancaman. Artinya, lanjut Yahya, tim harus mengantisipasi dan mengelola sampah ini.

“Kegelisahan sampah saat ini sudah kita rasakan. Kawasan mangrove telah menjadi tempat sampah yang menumpuk,” ujar Yaya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top