Jakarta (Greeners) – Komunitas Ciliwung Depok (KCD) menggandeng anak muda dalam melestarikan Sungai Ciliwung. Mereka menyelenggarakan banyak kegiatan dalam rangka Hari Ciliwung pada 11 November.
Hari Ciliwung berawal dari sejarah yang cukup menarik. Tepat pada 11 November 2011, telah ditemukan kembali bulus raksasa (Chitra chitra javanensin) di Sungai Ciliwung. Dengan demikian, para pegiat lingkungan menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Ciliwung.
Namun, satwa endemik ini kondisinya masuk dalam daftar terancam punah dalam International Union for Conservation of Nature (IUCN). Dalam menggaungkan soal pelestarian satwa, KCD membuat serangkaian kegiatan dengen melibatkan anak-anak muda. Hal itu bertujuan agar anak muda sebagai generasi penerus bisa terus melestarikan Sungai Ciliwung.
BACA JUGA: Ikan Lokal Ciliwung Terancam Jenis Ikan Invasif
Kegiatan itu meliputi bebersih kawasan Sungai Ciliwung, pelepasan ikan khas Ciliwung, ecoprint, dan pertunjukan seni. Para peserta dari kalangan mahasiswa dan komunitas lingkungan pun turut hadir. Mereka ikut berkontribusi dalam perayaan Hari Ciliwung 2023 di Basecamp KCD, Kota Depok pada Sabtu (11/11).
“Kami bersyukur masih ada di antara masyarakat Kota Depok yang mau peduli dengan lingkungan Ciliwung. Saya apresiasi kegiatan ini dan sangat senang, karena ini bagian dari menjaga lingkungan,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok, Abdul Rahman pada sambutannya di acara Peringatan Hari Ciliwung 2023.
Abdul Rahman atau Abrah, berharap agar peringatan ini menjadi pengingat untuk anak muda yang baru mengenal Ciliwung, agar terus ikut melestarikannya lewat sejumlah aksi. Abrah mewakili pihak pemerintah Kota Depok pun akan terus mendukung kolaborasi seperti ini.
Komunitas Ciliwung Depok Lestarikan Ikan Nilem Lewat Pelepasliaran
Dalam peringatan Hari Ciliwung tersebut, sejumlah komunitas dan universitas melakukan pendataan ikan di sepanjang Sungai Ciliwung. Salah satunya ikan nilem yang kini semakin sedikit dan kian terancam punah keberadaannya.
“Kami lepas ikan nilem dalam jumlah cukup banyak. Ikan itu kami dapat dari balai besar budi daya air tawar di bawah KKP. Memang mereka punya tugas merilis ikan,” ucap Peneliti Utama Pendataan Ikan Ciliwung, Iqbal Mujadid.
Menurut Iqbal, jumlah ikan nilem lebih sedikit daripada ikan lainnya. Iqbal bersama timnya hanya menemukan sebanyak 10 ekor dari semua titik yang telah didata.
“Namun, itu jadi alasan dan semangat kami kalau ikan nilem masih bisa survive. Kami juga cek kondisi air, suhunya, jangan sampai kami melepas ikan nilem tapi tidak cocok dengan airnya,” tambah Iqbal.
Anak Muda Pungut Sampah di Kawasan Ciliwung
Di samping itu, kegiatan juga tak luput dengan andil para anak muda yang semangat untuk ikut menjaga Sungai Ciliwung. Mereka turut memungut sampah di kawasan Sungai Ciliwung Kota Depok. Sebab, di sana masih banyak tumpukan sampah yang merusak lingkungan sungai.
BACA JUGA: 1.332 Pohon di Sungai Ciliwung Terlilit Sampah Plastik
“Sampah adalah permasalahan yang klasik. Memang dari tahun ke tahun belum selesai. Kita juga perlu bertanggung jawab. Maka dari itu, Ciliwung punya tagline ‘Jaga dan Rawat Ciliwung Kita’ untuk menyadarkan kita agar bisa melestarikan Ciliwung,” imbuh Ketua KCD, Muhammad Andi.
Selama satu jam aksi pungut sampah di Kawasan Ciliwung, para relawan berhasil mengumpulkan sampah seberat 284 kilogram. Seluruh sampah tersebut akan dibawa oleh tim DLHK Kota Depok untuk dikelola lebih lanjut.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia