Jakarta (Greeners) – Dunia merayakan Hari Lahan Basah (World Wetland Day atau WWD) pada 2 Februari berdasarkan Konvensi Lahan Basah (Konvensi Ramsar). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengajak semua pihak untuk melestarikan lahan basah demi menjaga habitat satwa.
Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan Ekosistem (BPPE) Ammy Nurwati mengatakan, ada sejumlah manfaat dari lahan basah. Di antaranya sebagai penyedia sumber pangan dan air bersih, serta tempat wisata rekreasi.
“Ekosistem lahan basah juga memiliki peran kunci sebagai habitat satwa endemik dan dilindungi, serta menjadi jalur migrasi burung. Selain itu, lahan basah berfungsi sebagai penyimpan karbon, pengatur iklim mikro dan makro, serta memberikan perlindungan terhadap bencana alam, khususnya ekosistem mangrove di kawasan pesisir,” ungkap Ammy di Jakarta, Jumat (2/2).
BACA JUGA: 31 TPA di Indonesia Terbakar Imbas Praktik Open Dumping
Ammy menambahkan, ada pesan penting dalam peringatan WWD tahun ini. Di antaranya pemanfaatan lahan basah berkelanjutan dan manfaat ekonomi, sosial, serta budaya dari lahan basah untuk kesejahteraan masyarakat. Kemudian, restorasi lahan basah juga bisa mengatasi krisis iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Dua Kota di Indonesia Menerima Penghargaan WCA
Sementara itu, dua kota di Indonesia yakni Kota Surabaya dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah menerima penghargaan Wetland City Accreditation (WCA). Kedua kota itu terpilih sebagai kota yang memiliki hubungan positif dengan lahan basah.
“Pada momentum Hari Lahan Basah ini, saya mengajak seluruh pihak, baik individu, sektor swasta, komunitas, maupun institusi dan lembaga. Khususnya teman-teman media dan jurnalis untuk bersatu dalam melindungi, melestarikan dan memulihkan ekosistem lahan basah, agar kita juga tetap dapat mengambil manfaat dari jasa lingkungan di lahan basah secara berkelanjutan,” ujar Ammy.
BACA JUGA: Pulihkan Bumi, KLHK Tanam Pohon Serentak di Seluruh Indonesia
Indonesia juga menunjukkan komitmennya dalam melestarikan lahan basah melalui penunjukan tujuh situs lahan basah menjadi situs Ramsar yang memiliki nilai penting secara internasional dan nasional. Tujuh situs Ramsar di antaranya TN Berbak, TN Danau Sentarum, TN Wasur, TN Rawa Aopa Watumohai, TN Sembilang, Suaka Margasatwa Pulau Rambut, dan TN Tanjung Puting.
KLHK Gandeng Anak Muda Rayakan Hari Lahan Basah 2024
KLHK mengadakan kegiatan “Satu Hari Bersama Lahan Basah” yang melibatkan generasi muda dari pelajar sekolah dasar Adiwiyata sebanyak 50 orang. Mereka merayakan Hari Lahan Basah 2024 dengan kegiatan dialog, permainan interaktif, lomba menggambar, dan penayangan film tentang lahan basah.
Hari Lahan Basah Tahun 2024 telah mengangkat tema Wetlands and Human Wellbeing. Tema ini menggarisbawahi pentingnya pelestarian dan pengelolaan lahan basah sebagai unsur yang tidak terpisahkan untuk mendukung kesejahteraan kehidupan manusia sehari-hari.
Peringatan ini juga untuk menghargai dan menyadari pentingnya lahan basah sebagai ekosistem yang menjadi pusat peradaban manusia sejak ratusan tahun yang lalu. Dengan demikian, KLHK terus mengajak semua pihak untuk ikut melestarikan lahan basah.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia