Jakarta (Greeners) – Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) gelar Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih-bersih Gunung Gede Pangrango. Mereka melibatkan anak-anak muda di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Aksi nyata Revolusi Mental Gerakan Bersih Gunung Gede Pangrango berkolaborasi dengan banyak pihak secara lintas sektor. Tujuan dari inisiasi ini untuk mewujudkan TNGGP lebih lestari.
“Selain itu, bisa membangun kesadaran bagi masyarakat sekitar, pendaki, wisatawan, dan mayarakat luas secara umum untuk lebih peduli terhadap kebersihan dan kelestarian alam TNGGP,” ujar Menko PMK Muhadjir Effendy saat sambutan Aksi Nyata Revolusi Mental Bersih Gunung Gede Pangrango, Selasa (19/09).
Menurut Muhadjir, pelibatan anak muda juga dapat menjadi instrumen amplifikasi yang efektif untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Sehingga, dampak dari kegiatan bebersih ini dapat memberikan momentum yang kuat hingga bertahan di kemudian hari.
“Saya sangat kagum dengan geliat dan ketangkasan anak-anak muda yang tergabung di dalam berbagai komunitas yang sekarang ini ramai-ramai datang ke taman nasional untuk melakukan Aksi Nyata Revolusi Mental, yaitu bersih-bersih taman nasional ini,” ucapnya.
Kegiatan pendakian dan bersih sampah berlangsung pada 17-19 September 2023 dengan tiga titik jalur pendakian. Jalur pertama berangkat 17 september dengan titik pusat pemungutan sampah di Surya Kencana.
Jalur kedua berangkat 18 September dengan titik pusat di Kandang Badak. Sementara, kegiatan bersih gunung di jalur ketiga bertempat di Air Terjun Cibereum. Jumlah sampah yang terkumpul di rute pertama Gunung Putri-Suryakencana sebanyak 220 kg. Berlanjut rute kedua Cibodas-Kandang Badak sebanyak 201,5 kg, dan rute ketiga Cibodas-Air Terjun sebanyak 61 kg.
Muhadjir juga mengimbau masyarakat akan pentingnya melestarikan lingkungan sekitar. Kemudian, ia meminta pendaki maupun pengunjung tidak meninggalkan sampah di gunung.
“Bawalah sampah turun dan tinggalkan kenangan berkesan di tempat yang indah ini,” ujarnya.
Perlu Jalani Upaya Seimbang
Melansir Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), tercatat di tahun 2022, pendaki terdiri atas 5,1 juta wisatawan domestik dan 189 ribu wisatawan mancanegara. Tingginya angka kunjungan tersebut berdampak negatif, yakni banyaknya sampah yang ditinggalkan sembarangan.
Menurut Muhadjir, perlu upaya yang seimbang, misalnya pelestarian lingkungan, pengembangan olahraga petualangan mendaki gunung, dan pengembangan gunung sebagai destinasi wisata. Hal itu perlu dilakukan secara sinergis dalam kerangka besar pembangunan berkelanjutan.
“Oleh karena itu, manusianya harus disiapkan, generasi mudanya harus dibangun sedini mungkin, bahkan sejak dari kandungan, usia sekolah, hingga usia produktif,” imbuhnya.
Tanamkan Gerakan Nasional Revolusi Mental
Sementara itu, gerakan bersih gunung ini juga sebagai implementasi dari salah satu Gerakan Nasional Revolusi Mental, yaitu Gerakan Indonesia Bersih. Kegiatan bebersih gunung menjadi sangat strategis untuk menanamkan nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental. Di antaranya etos kerja, gotong royong, dan integritas.
”Banyaknya anak muda yang terlibat dari berbagai komunitas, Gerakan Nasional Revolusi Mental akan lebih mampu menggerakan masyarakat lebih luas untuk berubah menjadi lebih baik, dari pola pikir hingga tindakan sehari-hari,” pungkasnya.
Muhadjir berharap aksi kolaborasi ini akan berkelanjutan. Selain itu, memberikan dampak signifikan pada upaya pelestarian ekosistem taman nasional seperti gunung.
Lelang Jam Tangan untuk Lestarikan Lingkungan
Dalam kegiatan ini, Menko Muhadjir melelang jam tangan kesayangannya. Uang hasil lelang akan disumbangkan kepada pengelola TNGGP sebagai bentuk dukungannya dalam membantu melestarikan lingkungan di wilayah tersebut.
Sebab, di sana masih banyak sampah dari para pengunjung maupun pendaki. Pada saat kegiatan saja, ada banyak sampah yang terkumpul.
Jenis sampah tersebut terdiri dari kemasan botol plastik minuman, kemasan makanan ringan, kantong plastik sekali pakai, bungkus rokok, kemasan permen, dan tali pengikat kemasan. Aksi ini pun berhasil diikuti sebanyak 186 peserta. Sebagian besar dari mereka adalah para pendaki yang serius ingin berperan dalam menyelesaikan persoalan sampah.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia