Jakarta (Greeners) – Bulan Agustus merupakan momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk memperingati Hari Kemerdekaan dengan berbagai acara. Kampung Siba Klasik di Kabupaten Gresik juga turut merayakannya dengan menggelar Pasaran Zero Waste bertema “D’trial Pasaran Zero Waste” pada Sabtu, 24 Agustus. Acara ini mengusung konsep ramah lingkungan tanpa penggunaan plastik sekali pakai.
Acara dengan konsep zero waste atau nol sampah ini bertujuan untuk mempromosikan ekonomi hijau dan melibatkan ibu-ibu dari kelompok Dawis (Dasa Wisma).
Ketua RT 02 RW 05 Kampung Siba Klasik, Saifudin Efendi menjelaskan bahwa acara ini merupakan bagian dari program ‘Merdeka Sampah’ yang telah warga persiapkan dari jauh-jauh hari. Konsep acara ini mengharuskan semua penjual untuk menghindari penggunaan pembungkus plastik sekali pakai dan melakukan transaksi dengan uang kreweng.
BACA JUGA: Peringati HPSN, Kampung Siba Klasik di Gresik Buka Toko Refill
“Konsep acara ini memang bebas plastik sekali pakai. Saya ingin mengajak masyarakat untuk menjual produk olahan pangan sehat dan jajanan tradisional. Dengan cara ini, kita tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga mengurangi produksi sampah. Transaksi menggunakan uang kreweng yang sebelumnya telah ditukar ke panitia,” jelas Saifudin di Gresik, Sabtu (24/8).
Kepuasan Pengunjung dan Keberhasilan Penjual
Bukan sekadar berkelanjutan, pada kegiatan perayaan 17 Agustus ini, ibu-ibu Dawis menjual aneka ragam makanan yang tradisional. Inisiatif ini sekaligus mengenalkan makanan khas Indonesia kepada para warga. Iin Hidayati, salah satu pengunjung, sangat senang karena bisa menemukan makanan tradisional di acara tersebut.
“Saya tidak menyangka bisa menemukan makanan tradisional seperti howok-howok, arang-arang kambang, petulo, dan lainnya. Aromanya wangi karena menggunakan bungkus daun. Rasanya sehat dan enak,” ungkapnya.
Sementara itu, Ninis, anggota Dawis, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan keuntungan signifikan bagi kelompoknya. Dari penjualannya, ia memperoleh keuntungan 600 ribu rupiah. Ninis menambahkan bahwa pengunjung yang berdatangan pun sangat banyak dan antusias. Sehingga, ibu-ibu dari kelompok Dawis sempat kewalahan.
“Namun, semua pembeli tetap kebagian. Mereka ada yang membawa wadah sendiri, dan bagi yang tidak membawa, kami menyediakan wadah daun pisang berbentuk takir dan pincuk,” katanya.
Apresiasi dari Lurah dan Dukungan Program Lingkungan
Lurah Sidokumpul, Mukhlisun, memberikan apresiasi tinggi untuk acara tersebut. Ia sangat menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh Kampung Siba Klasik.
Mukhlisun berharap kegiatan ini bisa warga lakukan secara rutin dengan konsep zero waste, sehingga dapat mengurangi timbulan sampah dalam kegiatan ekonomi kerakyatan seperti ini.
Selain itu, acara ini juga selaras dengan program Gresik Kawasan Merdeka Sampah (GKMS) yang dicanangkan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik. Program ini mendorong masyarakat untuk berkontribusi dalam pengurangan timbulan sampah melalui pemilahan sampah sejak dari rumah dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.
Dengan semangat dan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, Kampung Siba Klasik menunjukkan bahwa ekonomi hijau dan pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dapat berjalan beriringan. Pasaran ‘Zero Waste’ mereka bukan hanya acara, tetapi juga langkah nyata menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia