Jakarta (Greeners) – Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC) mewadahi 12 inovator lokal dan internasional meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik.
Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) bersama Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), World Economic Forum dan UpLink telah meluncurkan IPCIC pada Maret 2021.
Manajer Program OPPA Dhuala Oktoriani mengaku sangat menghargai kemitraan dan komitmen dalam program ini.
“Kami sangat menghargai kemitraan dan komitmen yang terbentuk dalam waktu singkat. Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakan perubahan sistemik di sektor pengelolaan sampah dan berkontribusi terhadap pengurangan 70% sampah plastik pada tahun 2025,” katanya baru-baru ini.
Para inovator telah menjalani pelatihan, pendampingan dan pembangunan kemitraan, untuk mempertajam solusi meningkatkan efektivitas pengumpulan dan daur ulang sampah plastik. Pelatihan ini telah berlangsung sejak Juni hingga Oktober 2021.
Di samping itu, Dhuala berharap melalui program IPCIC ini para inovator atau sektor informal dapat memberikan dampak yang baik sehingga berpotensi meningkatkan kemampuannya terkait penanganan sampah plastik di Indonesia.
“Kami berharap peserta masih tetap menjalin silaturahmi ke depannya dan bisa semakin skill up dalam memberikan dampak yang lebih untuk penanganan sampah di Indonesia,” imbuhnya.
Harapannya, penanganan sampah bisa lebih bisa lebih efektif transparan dan sambil mendukung pekerja sektor informal. Sebab mereka punya perang besar dalam pengumpulan sampah.
Peran Sektor Informal Daur Ulang Sampah
Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik laut terbesar kedua di dunia akibat pengelolaan sampah dan sistem daur ulang yang kurang efektif. Para pekerja sampah informal memiliki peran sangat penting dalam mencegah pencemaran sampah plastik. Ada sekitar 700.000 ton dari 1 juta ton sampah plastik yang berhasil mereka kumpulkan dan daur ulang.
Salah satu inovator yang ikut serta sakaligus salah satu pemenang IPCIC adalah Duitin. Organisasi ini aktif mengumpulkan sampah untuk didaur ulang. Duitin melalui IPCIC ini berhasil membangun relasi dengan berbagai pihak dalam mengelola sampah plastik.
Duitin bekerja sama dengan Griya Hulu menghubungkan pengepul sampah lewat pemilahan bank sampah. Selanjutnya Duitin juga bekerja sama dengan Unilever Foundry dalam digitalisasi bank sampah di wilayah Jawa-Bali. Kemudian Duitin juga melakukan pengelolaan limbah popok.
Duitin juga akan mengumpulkan sampah dari komunitas Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama yang insentifnya akan didonasikan ke masjid. Duitin juga berkolaborasi dengan The Kabadiwala dalam meningkatkan pengalaman penggunaan teknologi untuk mendorong daur ulang.
“Kami percaya jika menangani sampah tidak mungkin satu atau dua, atau hanya 10 tim saja di dunia. Ini program yang luar biasa. Kita dapat bertemu semua stakeholder dan teman-teman yang bekerja pada bidangnya, yang sedang kita rintis juga, untuk bersama-sama mengatasi masalah sampah,” ungkap Perwakilan Duitin Elena.
Penulis : Fitri Annisa