Jakarta (Greeners) – Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menggelar aksi “Operasi Plastik” pada Rabu, 13 November, di Taman Apsari Surabaya. Aksi tersebut untuk menggambarkan dampak mikroplastik dengan mengeluarkan plastik-plastik dari “Manusia Plastik” berukuran 5×5 meter. Aksi ini bertujuan mengingatkan publik tentang bahaya mikroplastik yang telah terpapar pada tubuh manusia.
Penelitian dalam lima tahun terakhir mengungkapkan bahwa mikroplastik telah ditemukan di berbagai bagian tubuh manusia, seperti darah, pembuluh darah, paru-paru, ginjal, urin, sperma, ASI, cairan amnion, plasenta, hati, lambung, feses, bahkan otak. Temuan mikroplastik dalam darah menjadi jalur utama penyebarannya ke seluruh tubuh.
Mikroplastik dalam darah manusia terdiri dari 50% PET, 36% PS, 23% LDPE, dan 5% jenis plastik lainnya. PET biasanya ada di botol dan galon plastik sekali pakai. PS (Polystyrene) ada pada styrofoam, alat makan sekali pakai, dan gelas plastik. LDPE (Low-Density Polyethylene) ada pada kantong plastik, plastik wrap, dan kemasan karton minuman. Plastik lainnya termasuk kemasan sachet multilayer dan alat elektronik plastik.
BACA JUGA: Ecoton Bongkar Fakta Bahaya Mikroplastik dalam Tubuh Manusia
Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti, menjelaskan bahwa jalur utama mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia adalah melalui konsumsi makanan dan minuman. Kemudian dari udara yang tercemar, dan penggunaan produk perawatan diri yang mengandung partikel plastik (microbeads).
“Ketika partikel ini masuk ke aliran darah, mikroplastik dapat menyebar ke seluruh organ, membawa ribuan senyawa kimia berbahaya seperti Bisphenol A (BPA), ftalat, dan PCB, yang bersifat toksik. Zat-zat kimia ini dapat memicu peradangan dan mengganggu sistem imun. Bahkan, berdampak buruk pada fungsi organ dan sistem reproduksi manusia,” kata Rafika lewat keterangan tertulisnya, Rabu (13/11).
Plastik terdiri dari sekitar 16.000 jenis bahan kimia, termasuk senyawa beracun yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Mikroplastik mampu menyerap dan mengikat polutan berbahaya, serta memiliki kemampuan bioakumulasi dan persistent. Artinya, dapat menumpuk dalam jaringan organisme sepanjang hidupnya, karena tubuh tidak dapat mengeluarkan partikel ini sepenuhnya.
Desakan Ecoton
Dengan adanya temuan ini, Ecoton mendesak produsen untuk mencantumkan jenis polimer plastik. Khususnya pada kemasan makanan, minuman, dan produk perawatan diri.
Selain itu, pemerintah dan lembaga pengawas juga perlu untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap kemasan produk yang berpotensi melepaskan mikroplastik berbahaya. Hal itu guna melindungi kesehatan konsumen, terutama anak-anak.
BACA JUGA: Terbangkan Drone, Peneliti Cilik Temukan Mikroplastik di Langit Kediri
Ecoton juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman dalam kemasan plastik sekali pakai. Sebab, jenis kemasan ini berisiko lebih tinggi dalam melepaskan senyawa plastik beracun.
Ecoton juga mengingatkan pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya memperhatikan risiko kesehatan akibat kontaminasi mikroplastik dalam produk sehari-hari. Terutama yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak. Beberapa produk makanan, minuman, dan perawatan diri yang populer di kalangan anak-anak mengandung mikroplastik yang berpotensi membahayakan kesehatan mereka.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia