Jakarta (Greeners) – Perencanaan transportasi perkotaan yang lebih berpihak pada kendaraan bermotor pribadi mengakibatkan tingginya ketergantungan pada penggunaan kendaraan bermotor. Oleh sebab itu infrastruktur perkotaan harus berbasis pendekatan gender. Sehingga dapat menyediakan ruang jalan inklusif bagi semua.
Mengusung tema “Konsep Kota Aman dan Complete Street”, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia bersama Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, mengadakan Urban Transport Talks. Dialog ini yang fokus pada prioritas pembangunan transportasi publik, jalur pejalan kaki dan pesepeda.
Pada gelaran perdananya, bertema “Jalan untuk Semua” talk show ini menekankan pentingnya pendekatan gender. Harapannya konsep ini dapat menyediakan ruang jalan inklusif bagi semua.
Dalam keterangannya, Widya Iswara Utama Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Perhubungan (PPSDMAP) Kementerian Perhubungan Sugihardjo menjelaskan, strategi perencanaan transportasi yang mengedepankan kesetaraan gender dimulai dari perencanaan yang memahami pola mobilitas wanita.
Country Representative and Liaison to ASEAN, UN Women Jamshed M. Kazi dalam presentasinya “Creating an Inclusive and Safe Urban Transportation for Women and Girls” menekankan, peran penting perempuan dalam mobilitas perkotaan. Hal ini untuk menciptakan infrastruktur perkotaan yang ramah untuk perempuan dan anak perempuan.
“Arsitektur dan perencanaan kota adalah dua bidang di mana perempuan hanya mencapai 10 persen dari posisi-posisi pemimpin. Karena itu, desain ruang publik dan ruang kota jarang mempertimbangkan kehidupan sehari-hari perempuan dan minoritas. Singkatnya, kota-kota dan ruang publik kita dibangun oleh laki- laki, untuk laki-laki,” paparnya.
Infrastruktur Perkotaan Ruang Berbagi untuk Semua
Sementara itu, Urban Planing, Gender and Social Inclusion Associate, ITDP Indonesia Deliani Sirega lewat presentasi bertajuk “Alkisah: Kota Untuk Manusia” menyatakan, pentingnya pengenalan kembali konsep complete street, yakni konsep kota yang membagi ruang jalan untuk semua.
“Ini karena semakin ke sini kota-kota dibangun tidak berpihak pada pergerakan manusianya. Ruang jalan tidak lagi dirancang untuk mengakomodir pejalan kaki, pesepeda dan pengguna transportasi publik,” imbuhnya.
Sebagai informasi acara talkshow ini merupakan rangkaian dari acara “Sustainable Transport Event 2022” Juni 2022 hingga September 2022. Kegiatan ini bertujuan mendorong lebih banyak kota-kota di Indonesia mereformasi sistem transportasi perkotaan.
Selain itu juga peningkatan wawasan mahasiswa tentang transportasi berkelanjutan. Kegiatan ini dapat dukungan dari UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT) dan Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ).
Urban Transport Talks ini akan berlangsung di tiga kampus dengan fakultas atau penjurusan yang fokus di bidang transportasi. Tiga kampus itu yakni Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), Institut Transportasi dan Logistik Trisakti (ITL Trisakti) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin