Jakarta (Greeners) – Greeneration Foundation kembali mengadakan Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) secara virtual pada 21-23 Juli 2021 mendatang. Forum keempat ini mengangkat tema Towards Smart & Sustainable Cities Through Circular Economy: Building Resilience During COVID-19 Recovery.
Pendiri Greeneration Foundation dan Pakar Ekonomi Sirkular, M. Bijaksana Juneresano menuturkan, forum ini masih membutuhkan lebih banyak keikutsertaan dari masyarakat umum. Hal tersebut demi mempercepat transisi dari ekonomi linier menuju ekonomi sirkular.
Adapun Indonesia Circular Economy Forum (ICEF) sendiri merupakan suatu wadah yang mempertemukan para pemangku kepentingan. Forum ini bertujuan untuk membahas berbagai isu, tantangan, dan solusi mengenai penerapan ekonomi sirkular di Indonesia.
Direktur Lingkungan Hidup Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Medrilzam, mengatakan lembaganya mendukung gerakan ekonomi hijau melalui ekonomi sirkular sebagai salah satu penggeraknya. Terlebih di masa pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi menjadi salah satu fokus utama pemerintah.
Sementara itu, Kepala Kerja Sama Bidang Lingkungan, Kedutaan Besar Denmark, Morten Holm van Donk, juga menyatakan dukungannya. “Denmark dan Indonesia adalah mitra dalam regulasi untuk penggunaan kembali dan pengurangan agar berkelanjutan. Kami juga mendukung Indonesia Circular Economy Forum,” ucap Morten Holm van Donk, pada konferensi pers virtual, Rabu, (07/07/2021).
Mendorong Inovasi dan Kewirausahaan Melalui Ekonomi Sirkular
Selama ini, pembahasan mengenai ekonomi sirkular masih terfokus pada pemangku kebijakan, pemimpin bisnis, atau akademisi. Padahal, untuk mengimplementasikannya juga perlu partisipasi banyak pihak. Contohnya, konsumen, kolaborasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), serta masyarakat sipil.
Dalam forum mendatang, ICEF ingin mendorong promosi berbasis pasar dengan inovasi dan kewirausahaan. Friedrich Naumann Foundation for Freedom (FNF) Indonesia sendiri berkontribusi dalam Circular Jumpstart yang menjadi salah satu rangkaian acara mendatang. Menurut Kepala Perwakilan FNF, Dr. Almut Besold, semangat kewirausahaan inovatif dan upaya kolaboratif dapat mempercepat transisi ekonomi berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa solusi untuk tantangan iklim, termasuk jalan menuju ekonomi sirkular, tidak boleh hanya mengandalkan inisiatif pemerintah, tetapi juga melalui mekanisme partisipatif dan berbasis pasar,” katanya.
Program Circular Jumpstart akan meluncuran 15 rintisan (startup) yang menangani tantangan ekonomi linier tradisional. Implementasinya antara lain mengeliminasi polusi, mengubah perilaku konsumen, hingga merencanakan sistem pengelolaan sampah dengan paradigma baru.
Berdampak bagi Lingkungan, Ekonomi, dan Sosial
Packaging and Recycling Alliance for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE) juga turut mendukung ICEF sejak 2017 hinggat saat ini. Mereka pun merilis Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO). Wadah tersebut bertujuan untuk mendukung tata kelola sampah kemasan melalui ekonomi sirkular.
Karyanto Wibowo, Ketua Umum PRAISE sekaligus Board of Supervisor IPRO, menuturkan bahwa ICEF merupakan platform yang dapat meningkatkan implementasi ekonomi sirkular di Indonesia. Ia pun menyarankan agar program ekonomi berkelanjutan tersebut dapat bermanfaat bagi sektor-sektor lain.
“Pemerintah dapat mengembangkan iklim yang kondusif agar ekonomi sirkular dapat memberikan dampak bergulir tidak hanya untuk lingkungan, tapi juga ekonomi dan sosial masyarakatnya,” ucapnya.
Penulis: Zahra Shafira
Baca juga: Indonesia Circular Economy Forum Perkuat Ekosistem Pengelolaan Sampah
Baca juga: Ekonomi Sirkular, Menakar Kans Indonesia dalam Pengelolaan Limbah