Jakarta (Greeners) – Gerakan guna ulang oleh ibu-ibu di Kabupaten Gresik patut dicontoh masyarakat. Kini, jual beli sampo hingga kebutuhan rumah tangga lainnya dengan konsep guna ulang kian menjamur. Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani pun mendukung promosi refill keliling. Menurutnya, saat ini semakin banyak ibu-ibu yang mempraktikkan gaya hidup guna ulang. Efeknya, produksi sampah plastik akan berkurang, bahkan dapat membantu pengurangan volume sampah di Tempat Pemrosesah Akhir (TPA) Ngipik.
“Mendekati Ramadan, kita harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kalau kita belanja ke toko atau ke pasar, kita harus membawa tas dari rumah. Nanti kalau penjualnya kasih tas kresek, kita bilang ke mereka kalau kita sudah bawah tas dari rumah,” ungkap Yani lewat keterangan tertulis, Sabtu (2/3).
BACA JUGA: Gerakan Guna Ulang Dorong Produsen Kendalikan Sampah Plastik
Pria yang akrab disapa Gus Yani ini mengingatkan bahwa saat ini sampah plastik menjadi masalah pengelolaan sampah di Indonesia. Oleh karena itu, perlu perubahan mindset gaya hidup untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
Berdasarkan data dari laman Kabupaten Gresik, pada 2023 tercatat sebanyak 720 meter kubik sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ngipik per hari. Dalam programnya, pengelolaan sampah menjadi salah satu target prioritas hingga tahun 2024. Saat ini, TPA Ngipik pun sudah mempunyai mesin sampah Refuse-derived fuel (RDF).
Dengan Mesin RDF, sampah-sampah tersebut akan diolah dan dipilah antara sampah organik maupun sampah plastik. Gus Yani mengungkapkan, permasalahan sampah di Kabupaten Gresik kini mulai dapat terpecahkan dengan adanya mesin RDF tersebut.
Ibu-Ibu Promosikan Refill Keliling Pakai Sepeda
Sementara itu, ibu-ibu di Gresik mempromosikan refill keliling menggunakan alat transportasi sepeda. Inisiasi refill keliling ini merupakan salah satu kegiatan dari Aksi Brantas Community oleh Ecoton.
“Refill keliling dengan sepeda angin adalah upaya kami untuk mempromosikan penggunaan sabun, sampo, cairan pencuci piring, sabun cuci, cairan pengepel lantai, dan peralatan guna ulang lainnya seperti popok kain,” ujar Direktur Eksekutif Zero Waste Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton), Daru Setyorini.
Dengan menggunakan sepeda, ibu-ibu bisa menjangkau konsumen lebih intensif dan bisa mengurangi sampah plastik rumah tangga. Hal ini juga sekaligus mendorong agar konsumen bisa segera mempraktikkan gerakan guna ulang.
Toko Refill di Gresik Mulai Menjamur
Saat ini, toko refill atau isi ulang kebutuhan rumah tangga di Gresik mulai menjamur. Misalnya, dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 pada 21 Februari, Kampung Siba Klasik meluncurkan toko refill (isi ulang). Toko berkonsep guna ulang ini menawarkan sistem jual beli kebutuhan rumah tangga dalam bentuk curah.
Toko refill ini menjual deterjen cair, minyak goreng, pembersih lantai, sabun cuci piring, deterjen bubuk, sampo, dan produk rumah tangga lainnya. Pelanggan juga akan menggunakan wadah guna ulang yang tersedia di toko saat membeli barang-barang rumah tangga tersebut. Selain itu, pelanggan pun bisa membawa wadah sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
BACA JUGA: Praktik Guna Ulang Solusi Kurangi Sampah Plastik dan Krisis Iklim
Selanjutnya, komunitas perempuan yang beranggotakan ibu-ibu di Gresik juga membuka toko refill. Komunitas Wadulink (Wanita Peduli Lingkungan) buka toko isi ulang di Desa Sumengko, Wringinanom, Gresik. Toko yang menggaungkan konsep guna ulang ini bernama Welink Refill Store. Toko tersebut merupakan gagasan dari sekelompok wanita yang ingin mengurangi plastik sekali pakai.
Koordinator Komunitas Wadulink, Nur Hamidah atau Bunda Nur mengatakan tujuan membuka toko ini untuk mengurangi sampah sachet. Saat ini sudah ada beberapa jenis barang yang dijual di Welink. Di antaranya sabun cuci piring, detergen cuci baju, pembersih lantai, pembersih kamar mandi, minyak goreng, dan alat-alat pendukung gaya hidup zero waste.
“Kami ingin masyarakat bisa berkontribusi mengurangi plastik sachet. Mulai belanja bijak membeli material sabun rumah tangga dengan membawa wadah botol sendiri. Kemudian, isi ulang dan dipakai berulang kali,” ujar Nur.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia