Ibu-Ibu di Bekasi Buat Kreasi Daur Ulang Tas dari Sampah Plastik

Reading time: 2 menit
Ibu-Ibu di Bekasi memuat kreasi daur ulang tas dari sampah plastik. Foto: Sobat Bumi
Ibu-Ibu di Bekasi memuat kreasi daur ulang tas dari sampah plastik. Foto: Sobat Bumi

Jakarta (Greeners) – Sekelompok ibu-ibu di Kelurahan Wanasari, Kabupaten Bekasi bersaing mengikuti lomba kreasi daur ulang GAUNG (Gerakan Daur Ulang). Para peserta secara berkelompok berlomba membuat kreasi daur ulang sampah plastik menjadi tas yang cantik dan penuh estetika.

Kegiatan lomba kreasi daur ulang digelar oleh mahasiswa Fakultas Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi LSPR. Program pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu tugas akhir semester dari mata kuliah community development yang mereka kemas dalam bentuk project bernama Sobat Bumi.

Total peserta yang mengikuti lomba mencapai 12 kelompok. Dalam satu kelompok berisikan 3 orang. Mereka merupakan perwakilan dari masing-masing RW yang aktif bergiat di bank sampah.

BACA JUGA: Carpet Matter Project, Sulap Limbah Karpet Jadi Furnitur Unik

Camat Kecamatan Cibitung, E. Sunarto mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memberikan semangat kepada ibu-ibu. Sebelumnya, sampah yang awalnya dipandang sebelah mata, kini bisa memiliki nilai jual dan estetika.

“Saat ini Kelurahan Wanasari memiliki 76 bank sampah yang sudah beroperasi. Saya berharap semoga setiap RW memiliki bank sampah di wilayahnya masing-masing,” ujar Sunarto di Bekasi, Minggu (23/6).

Sementara itu, Kelurahan Wanasari yang terletak di Kecamatan Cibitung, Kabupaten Bekasi setiap lima tahun sekali masih mengalami banjir bandang. Pemerintah setempat pun berupaya mengatasi banjir di Cibitung dengan mengoptimalisasi program daur ulang dan mendirikan bank sampah di setiap desa.

Ibu-Ibu di Bekasi memuat kreasi daur ulang tas dari sampah plastik. Foto: Sobat Bumi

Ibu-Ibu di Bekasi memuat kreasi daur ulang tas dari sampah plastik. Foto: Sobat Bumi

Memberi Ruang Mahasiswa untuk Membina Warga

Sebagai lembaga pendidikan, LSPR telah memberikan ruang kepada mahasiswa untuk membina warga secara langsung. Sebagai tugas akhir semester, pengajar pada mata kuliah tersebut mewajibkan mahasiswa terjun langsung untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap beberapa bidang.

“Mata kuliah community development merupakan salah satu mata kuliah LSPR yang mendorong mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan dengan menerapkan strategi komunikasi untuk membantu desa yang memiliki permasalahan dalam berbagai aspek,” ucap dosen pengampu mata kuliah community development, Olivia Deliani Hutagaol.

BACA JUGA: Plastplan, Furnitur Rumah Tangga Unik Ramah Lingkungan

Program Sobat Bumi ini telah memberikan kesempatan yang luas kepada mahasiswa untuk membina masyarakat dalam meningkatkan kapasitas pribadi. Melalui program ini, mahasiswa juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Olivia berharap program ini bisa memberikan pengetahuan baru untuk ibu-ibu di Kelurahan Wanasari. Selain itu, ibu-ibu juga bisa mendapatkan motivasi dan inspirasi untuk menerapkan praktik yang sudah dipelajari bersama-sama.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top