Jakarta (Greeners) – Untuk ke tiga kalinya Hello Nature kembali digelar. Acara tahunan yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa serta untuk mendukung pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati ini diselenggarakan di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta, pada tanggal 24-26 November 2017.
“Kami ingin mengajak warga Jakarta untuk menyapa alam. Nanti kita akan bisa melihat apa peran kita di alam? Apa sumbangsih kita bagi alam? Di acara ini mereka (pengunjung) akan bertemu dengan edukator-edukator yang berasal dari komunitas- komunitas terkait lingkungan yang ada di sini,” ujar Ketua Pelaksana Hello Nature 2017, Syaiful Rochman, Sabtu (25/11/2017).
Lebih lanjut Syaiful menyoroti sepinya peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) yang telah ditetapkan pemerintah pada tanggal 5 November. Menurutnya, beberapa tahun belakangan pemerintah mulai kurang menaruh perhatian terhadap pentingnya kekayaan keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia.
“Sudah dua tahun berturut-turut pemerintah lupa Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Dalam HCPSN biasanya akan ditetapkan flora dan satwa yang menjadi maskot HCPSN untuk mengingatkan bahwa ada flora dan satwa yang perlu kita lestarikan. Kalau pemerintah bisa lupa, bagaimana masyarakat juga bisa ingat? Perlu disadari bahwa manusia membutuhkan tumbuhan dan satwa yang beragam untuk kelangsungan hidupnya,” ujarnya.
Hello Nature sendiri, lanjutnya, mengusung prinsip penyelenggaraan acara minim sampah “Less Waste Event”. Ia berharap dengan diadakannya Hello Nature, publik dapat terus digugah kesadarannya untuk bertanggung jawab kepada alam dengan membiasakan diri melakukan kebiasaan baik seperti memilah dan membuang sampah pada tempatnya.
Di temui di acara yang sama, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Ali Maulana Hakim, mengakui bahwa penyelenggaraan Hello Nature yang masih konsisten dilakukan menjadi ‘peringatan’ bagi pemerintah, khususnya Dinas Lingkungan Hidup, untuk lebih menggiatkan lagi acara-acara yang mendorong kesadaran publik agar terbiasa menjaga kebersihan lingkungan.
“(Acara) Ini bukan dari pemerintah tapi bukan berarti pemerintah lepas tangan. Kami mendukung, kami memfasilitasi untuk acara-acara seperti ini agar sesuai dengan aturan-aturan terkait dan menyiapkan sarana dan prasarana yang sesuai,” ujar Ali.
Menurut Ali, dalam hal sosialisasi, pemerintah telah menyebarkan pesan untuk menjaga kebersihan melalui semua media, termasuk televisi, radio dan media cetak. Namun, kepedulian masyarakat dinilainya masih belum terbentuk.
“Kepedulian itu harus datang dari semua, bukan hanya satu pihak aja. Kalau ini bisa diviralkan akan lebih bagus dan akan mendorong pemangku kebijakan untuk lebih tegas bertindak,” ujarnya.
Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto selaku sponsor Hello Nature 2017 menyampaikan bahwa moto acara Hello Nature “Kembali ke Alam Kembali ke yang Baik” sejalan dengan moto Tetra Pak, yaitu “Melindungi yang Baik”.
“Kami sudah merintis kegiatan yang mendukung lingkungan sejak sepuluh tahun terakhir. Tetra Pak sendiri mempunyai gerakan ‘3 L’ yaitu Lepas, Lipat dan Letakan. Dari hal simpel saja, misalnya dari minuman, kami mengampanyekan agar konsumen membuka lipatan kemasan, melipat kemasan dan meletakan kemasan yang sudah habis isinya di tempat sampah terpilah. Ini tidak hanya membantu menjaga lingkungan (agar tetap bersih) tapi juga akan sangat membantu sektor informal seperti pemulung,” kata Reza.
Ia menjelaskan bahwa sampah kemasan, terlebih yang sudah dipilah, akan menaikan nilai jual sampah tersebut ke pengepul. Tidak hanya itu, dengan membuka dan melipat sampah kemasan akan mengurangi volume sampah tersebut dan membuatnya menjadi lebih bersih dari sisa minuman atau makanan.
Buku Wildlife of Jakarta diluncurkan
Dalam acara yang sama, buku foto bertema satwa dan tumbuhan liar di Jakarta bertajuk Wildlife of Jakarta secara resmi diluncurkan. Buku yang disusun selama tiga tahun ini merupakan buah karya beberapa fotografer yang tergabung dalam komunitas Indonesia Wildlife Photography (IWP) dan didukung oleh media lingkungan Greeners.co.
“Buku Wildlife of Jakarta menyajikan berbagai macam foto ragam kehidupan puspa dan satwa yang masih bertahan hidup di kota Jakarta,” ujar Ady Kristanto, salah satu pemrakarsa komunitas IWP.
Dalam buku Wildlife of Jakarta terdapat 11 foto puspa dan 111 foto satwa yang hidup liar di kawasan yang dihuni lebih dari 10 juta orang ini. Beberapa diantaranya tergolong puspa dan satwa yang statusnya kini rentan dan terancam punah, seperti bulus dan salak condet.
“ Membaca buku ini seperti mengamati setiap kehidupan dari puspa dan satwa tersebut. Diharapkan warga Jakarta dapat mengenal keanekaragaman hayati yang hidup berdampingan dengan manusia dan ikut melestarikannya,” pungkasnya.
Sebagai informasi, acara Hello Nature 2017 melibatkan 26 komunitas berorientasi lingkungan sebagai partisipan dan turut mengundang siswa-siswi dari sekolah-sekolah dengan program Adiwiyata. Ada banyak aktifitas yang dilangsungkan dalam acara ini seperti biodiversity hunting, coaching clinic, horse riding, seminar, talk show, yoga, dan lainnya. Aktris cilik berbakat Naura juga akan tampil di penghujung acara yang dilangsungkan selama tiga hari di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta.
Penulis: Renty Hutahaean