Jakarta (Greeners) – Hari Orang Utan jatuh pada 19 Agustus. Pada peringatan tersebut, Yayasan Borneo Orang Utan Survival (BOS) tidak hanya merayakan keberhasilan upaya konservasi. Mereka juga merenungkan perjalanan luar biasa yang telah dilalui setiap orang utan yang terselamatkan.
Momen Hari Orang Utan ini digunakan untuk memperbarui komitmen BOS dalam melindungi spesies orang utan yang terancam punah. Selain itu, memastikan kelangsungan hidup mereka di masa depan.
Setiap orang utan yang mereka selamatkan bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah melalui perjalanan penuh tantangan. Setelah orang utan selamat dari ancaman perburuan liar dan deforestasi, mereka memulai proses rehabilitasi yang panjang dan melelahkan.
Di Sekolah Hutan, orang utan juga belajar keterampilan dasar yang esensial untuk pemulihan mereka. Orang utan belajar memanjat, mencari makan, dan berinteraksi dengan sesama orang utan.
BACA JUGA: BKSDA Kalbar Selamatkan Bayi Orang Utan Tanpa Induk
Proses rehabilitasi ini tidak hanya penting untuk kesehatan fisik mereka, melainkan juga untuk memulihkan trauma yang mereka alami. Tim konservasi bekerja tanpa henti untuk memastikan bahwa setiap individu siap untuk kembali ke habitat alami mereka. Namun, pelepasliaran orang utan tidaklah mudah.
Sebagai NGO yang berdedikasi untuk menyelamatkan orang utan, BOS menganggap bahwa proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun dan dedikasi tinggi dari tim BOS. Setiap langkah, dari ‘nursery’ hingga kanopi hutan, membawa BOS semakin dekat pada tujuan akhir, yaitu melihat orang utan kembali hidup mandiri di alam liar.
Hari Orang Utan Jadi Momen Perenungan Konservasi Orang Utan
Ketua Pengurus Yayasan BOS, Jamartin Sihite menekankan pentingnya perayaan Hari Orang Utan sebagai waktu untuk merenungkan pencapaian dalam konservasi dan komitmen masa depan.
“Hari Orang Utan adalah momen yang tepat untuk merenungkan perjalanan konservasi orang utan yang kita perjuangkan bersama. Setiap orang utan yang berhasil kembali ke habitatnya adalah hasil dari kerja keras dan dedikasi kita semua. Mari kita teruskan komitmen bersama untuk masa depan yang lebih baik bagi orang utan dan hutan tempat mereka hidup,” ujar Sihite.
Saat ini, lebih dari 300 orang utan masih menunggu untuk dilepasliarkan. Upaya ini memerlukan kerja sama yang erat dari semua pihak. Konservasi adalah tanggung jawab bersama yang hanya dapat terwujud melalui kolaborasi antara pemerintah, LSM, sektor swasta, dan masyarakat umum. Dengan kerja sama yang solid, hutan serta spesies yang ada di dalamnya akan terlindungi dan lestari.
BOS Ajak Publik Dukung Kehidupan Orang Utan
Pada kesempatan peringatan Hari Orang Utan kali ini, Yayasan BOS mengajak semua pihak untuk terus berpartisipasi dan memberikan dukungan. Hal ini demi keberlangsungan hidup orang utan. Setiap kontribusi, baik besar maupun kecil, sangat berarti untuk memastikan bahwa lebih banyak orang utan yang dapat kembali ke rumah mereka di hutan.
BACA JUGA: Orica Gandeng BOS Foundation untuk Melindungi Orang Utan
“Mari kita bersama-sama merayakan Hari Orang Utan dengan penuh rasa syukur atas pencapaian yang telah diraih dan komitmen yang telah ditetapkan. Dukungan Anda adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi orang utan dan hutan tempat mereka tinggal. Selamat Hari Orang Utan!” ujar Sihite.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia