Jakarta (Greeners) – Sebagai pulau dengan jumlah penduduk terbesar, Pulau Jawa mempunyai risiko tinggi terhadap potensi gempa bumi. Oleh karena itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan melakukan penelitian di bidang pemetaan sesar di sepanjang Pulau Jawa, mulai dari Ujung Kulon hingga Banyuwangi.
Kondisi di Pulau Jawa yang merupakan pulau terpadat di Indonesia menjadi alasan pemetaan sesar di Pulau Jawa. Hal ini menjadikan Pulau Jawa sangat rentan terhadap kemungkinan terjadinya bencana geologi.
“Sejauh ini, sesar-sesar di Jawa yang sudah pernah diteliti dan dipublikasikan antara lain Sesar Cimandiri, Sesar Lembang, Java Back-arc Thrust/Baribis-Kendeng Sesar Opak, Sesar Mataram, Sesar Garsela, Sesar di Karangsambung, dan Sesar Pasuruan,” ungkap Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN Sonny Aribowo, lewat keterangan tertulisnya.
Selain itu, terdapat penelitian di jalur Sesar Rembang-Madura-Kangean Sakala, Somorkoning. Hasil penelitian tersebut, sesar terbukti aktif tampak dari pergeseran morfologi dan trenching paleoseismologi.
BACA JUGA: Siaga Potensi Gempa Bumi dari 295 Sesar Aktif di Indonesia
Sampai saat ini, Peneliti BRIN juga masih meneliti beberapa sesar yang sempat menyebabkan kejadian gempa bumi merusak, seperti sesar di Cianjur, sesar di Sumedang, dan sekitarnya. Sesar Java Back-arc Thrust, saat ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Sebab, berpotensi merusak daerah perkotaan seperti Semarang dan Surabaya.
Menurut Sonny, gempa juga bisa muncul di daerah yang understudied. Seperti di Cianjur, Sumedang, dan bahkan yang terbaru adalah Laut Jawa di dekat Pulau Bawean.
“Sejauh ini, pihak BRIN berencana melakukan ekspedisi terestrial di Pulau Jawa, untuk melihat atau mengonfirmasi jalur sesar yang masih belum banyak diperdalam. Ke depannya juga akan ada peta sesar aktif yang cukup detail di Pulau Jawa,” tuturnya.
BRIN akan Ketahui Sesar Aktif
Selain itu, BRIN juga mengajak beberapa instansi seperti Kementerian PUPR melalui Pusat Studi Gempa Nasional dan BMKG. Kerja sama ini akan menambah peluang teridentifikasi atau terkonfirmasi jalur sesar-sesar aktif di Pulau Jawa.
“Selain itu, ada harapan untuk pengetahuan dari recurrence interval dari sejarah kegempaan pada masing-masing sesar aktif,” lanjutnya.
BACA JUGA: Kenali Sesar Aktif Gempa dan Potensi Bahaya Tsunami
Hasil dari penelitian oleh tim, terdapat banyak sesar aktif besar yang mengapit Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, seperti Sesar Baribis Segmen Tampomas, Sesar Baribis Segmen Ciremai, Sesar Lembang, Sesar Cileunyi Tanjungsari, dan Sesar Garsela.
Kota-kota penting seperti Cirebon, Bandung, Jakarta, Karawang, dan Indramayu juga terdampak oleh sesar-sesar ini, menyimpan energi berupa swarm earthquake maupun foreshocks.
Pentingnya Membangun Strategi Mitigasi
Di sisi lain, gempa yang terjadi di Sumedang pada Januari lalu menjadi bukti nyata akan keberadaan sesar-sesar aktif ini. Rentang kekuatan gempa yang dapat terjadi di wilayah Sumedang bisa mencapai 6,6 hingga 7 magnitudo.
“Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk mengumpulkan lebih banyak pengetahuan dan membangun strategi mitigasi yang efektif untuk mengurangi dampak potensial dari bencana gempa di masa depan,” ungkap Sonny.
Mengingat kondisi Pulau Jawa yang rawan bencana gempa, Sonny berharap masyarakat mampu mengantisipasi dampak yang timbul dari bencana.
“Melakukan rekayasa bangunan agar tahan gempa, ini mungkin efektif jika belum ada bangunan. Kemudian, juga menghindari membangun di sekitar jalur gempa,” imbaunya.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia