Jakarta (Greeners) – Krisis iklim yang melanda dunia saat ini membutuhkan keterlibatan banyak orang dan organisasi untuk mencegah kerusakan alam. Organisasi multi agama global, GreenFaith Indonesia, menggandeng komunitas agama untuk menggali soal keadilan iklim.
Keadilan iklim merupakan sebuah upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang selaras pada keadilan sosial dan keadilan lingkungan. Melihat urgensi tersebut, GreenFaith Indonesia menginisiasi kegiatan Training Climate Justice atau Pelatihan Keadilan iklim, Rabu (10/1).
BACA JUGA: Capres Cawapres Perlu Hati-hati saat Implementasi Transisi Energi
Sebanyak 27 orang peserta beragama Islam menghadiri pelatihan ini. Para peserta pun memiliki minat pada isu perubahan iklim, terlibat dalam komunitas, dan memiliki komitmen pada keseluruhan proses pelatihan. Kegiatan ini merupakan kerja sama GreenFaith Indonesia dengan Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Eco Bhinneka.
“Seri pertama ini kita akan belajar untuk memahami tentang climate justice itu apa, dan bagaimana climate justice dalam perspektif Islam,” ungkap Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia, Hening Parlan.
Pelatihan ini juga akan melibatkan komunitas berbasis agama lainnya. Di antaranya Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
“Sedangkan seri pelatihan kedua, seluruh peserta yang sudah mengikuti sesi pertama ini, dari semua agama akan kita kumpulkan, untuk bersama-sama belajar bagaimana membangun kampanye dan gerakan sosial,” imbuhnya.
Manusia Berperan Besar untuk Mencegah Perubahan Iklim
Sementara itu, Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin menyampaikan materi peradaban Islam. Qaris mengajak peserta berkelompok untuk mendiskusikan dan mempresentasikan hal-hal apa saja yang memicu islamic golden age. Ia juga memantik peserta berpikir kritis mengenai apa hubungan islamic golden age dengan perubahan iklim.
Menurutnya, semangat golden age adalah semangat keilmuan untuk bisa memahami permasalahan itu dari sisi agama. Qaris menekankan melalui ilmu pengetahuan bahwa peran manusia sangat besar untuk mencegah perubahan iklim.
BACA JUGA: Pulihkan Bumi, KLHK Tanam Pohon Serentak di Seluruh Indonesia
“Untuk memahami perubahan iklim, kita harus memahami sebab ilmiah dari semuanya. Golden age membuka mata manusia bahwa di balik takdir ada proses, ada sebab akibat yang kita ikuti,” terang Qaris.
GreenFaith Indonesia bersama dengan lintas agama memfokuskan gerakan mendukung transisi energi yang berkeadilan. Menurut Hening, kampanye untuk membangun kesadaran transisi energi perlu dimulai dari hati lewat slogan Clean Energy, Clean Heart.
Kenaikan Suhu Berdampak bagi Perubahan Iklim
Senior Ambassador GreenFaith Internasional, Nana Firman menyatakan kenaikan suhu 1 derajat Celsius akan berdampak besar bagi perubahan iklim. Bahkan, berpengaruh terhadap kehidupan di Bumi.
Oleh sebab itu, Nana mengajak agar para peserta bersama dengan organisasi atau komunitasnya turut berpikir kritis. Mereka harus mulai mengambil peran untuk mengubah sistem.
“Siapa yang bertanggung jawab terhadap krisis iklim ini? Mari kita kaji akar permasalahannya. Kemudian apa yang harus kita ubah? Sistemnya yang harus kita ubah, mengubahnya dengan apa? Jika tidak berjalan, menjalankannya bagaimana, apa alternatifnya?” imbuh Nana.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia