GreenFaith Ajak Pemuda Gereja Protestan Pelajari Isu Lingkungan

Reading time: 2 menit
GreenFaith Indonesia menggandeng pemuda Gereja Protestan di Indonesia bagian timur untuk mempelajari isu-isu lingkungan. Foto: Belantara Foundation
GreenFaith Indonesia menggandeng pemuda Gereja Protestan di Indonesia bagian timur untuk mempelajari isu-isu lingkungan. Foto: Belantara Foundation

Jakarta (Greeners) – GreenFaith Indonesia menggandeng pemuda Gereja Protestan di Indonesia bagian timur untuk mempelajari isu-isu lingkungan. Kegiatan itu merupakan salah satu upaya untuk mendorong generasi muda berkontribusi dalam pemulihan kerusakan lingkungan.

Koordinator Nasional GreenFaith Indonesia, Hening Parlan mengatakan dalam kegiatan pelatihan ini, pemuda Gereja Protestan yang ada di Sulawesi Utara akan mempelajari keadilan iklim dari berbagai perspektif agama atau keyakinan yang ada di Indonesia. Sehingga, para generasi muda akan mengetahui bahwa semua agama memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga bumi.

“Mereka juga akan mempelajari kolonialisme, loss and damage, serta beragam skill kampanye, seperti mengelola sosial media dengan baik, membuat video pendek, berhubungan dengan publik, melakukan advokasi, menulis, termasuk skill bagaimana menjaga dan merawat kerelawanan,” ujar Hening dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/6).

BACA JUGA: GreenFaith Indonesia Belajar Merawat Bumi melalui Rumah Ibadah

GreenFaith Indonesia, sebagai organisasi lingkungan sudah enam kali berkolaborasi menyelenggarakan pelatihan serupa, bersama Gereja Protestan di sejumlah wilayah Indonesia. Kali ini, GreenFaith Indonesia mengadakan pelatihan bersama Gereja Protestan Indonesia (GPI) di Sulawesi Utara.

“Sebanyak 72% dari warga dunia adalah kelompok yang memiliki agama. Di Indonesia, ada 98% warga itu memiliki agama. Artinya, kalau mau melakukan perubahan apapun itu, maka powerful sekali apabila kita mau bekerja, untuk bekerja bersama-sama multi-faith ini,” ucap Hening.

Pendeta Hein Arina sekaligus Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) menyebut, bahwa kolaborasi Gereja Protestan Indonesia (GPI) dengan GreenFaith Indonesia, merupakan suatu upaya dari interfaith coalition (koalisi lintas agama) untuk memerhatikan lingkungan.

Dengan adanya pelatihan ini, Hein berharap supaya para anak muda gereja bisa menyampaikan materi pelatihan tentang isu-isu lingkungan pada saat pengajaran, khotbah, dan pelaksanaan berbagai kegiatan pemuda dan remaja Gereja Masehi Injil di Minahasa.

GreenFaith Indonesia menggandeng pemuda Gereja Protestan di Indonesia bagian timur untuk mempelajari isu-isu lingkungan. Foto: Belantara Foundation

GreenFaith Indonesia menggandeng pemuda Gereja Protestan di Indonesia bagian timur untuk mempelajari isu-isu lingkungan. Foto: Belantara Foundation

Peran Gereja Terkait Isu Lingkungan Perlu Didalami

Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey mengatakan perlu pendalaman terkait peran gereja dalam isu lingkungan. Hal itu supaya generasi di masa depan depan tidak menghadapi kerusakan lingkungan yang lebih parah. Menurutnya, kegiatan pelatihan ini penting untuk meningkatkan kesadaran bersama, terutama generasi muda.

“Kerja-kerja terkait isu lingkungan ini, perlu menjadi perhatian kita bersama, dan memiliki peran yang penting dalam bermasyarakat,” imbuh Olly di Gereja GMIM Imanuel Jemaat Koya, Tondano, Sulawesi Utara.

BACA JUGA: GreenFaith Gandeng Komunitas Agama Gali Soal Keadilan Iklim

Apalagi, permasalahan lingkungan akibat usaha tambang di Sulawesi Utara juga cukup kompleks. Olly mengungkapkan keprihatinannya terhadap pengelolaan pertambangan yang hanya menguntungkan pemodal besar.

Olly mengaku saat ini telah berhasil mencabut 38 Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Sulawesi Utara. Ia menegaskan bahwa sampai hari ini tidak ada lagi IUP tambang yang ia keluarkan.

“Tuhan memberikan harta benda kekayaan alam mestinya harus bisa dikelola bagi masyarakat yang ada di situ. Pengalaman saya, di daerah pertambangan, masyarakat sekitar tidak ada yang mendapatkan nilai tambah yang baik. Selalu hanya mereka yang punya modal besar yang mendapatkan nilai tambah,” lanjutnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top