Jurnal Probolinggo-Situbondo
2 September 2014, Day 11
Jalur Probolinggo-Situbondo kami perkirakan akan kami tempuh sejauh 100 kilometer. Sama seperti pagi sebelumnya, kami menuntaskan sarapan, pemanasan dan briefing sebelum memulai perjalanan Journalism On Bike. Namun, pada pukul 06.30 pagi, kami didatangi seorang wartawan dari salah satu stasiun televisi lokal. Wartawan tersebut mewawancarai beberapa dari kami dan merekam dengan video saat kami melakukan start.
Rute dibuka dengan jalan yang besar dan datar. Ini karena kami sudah berada di jalur utara yang dekat dengan pantai sehingga jalanan cenderung datar. Pukul 09.30 WIB, kami memutuskan untuk beristirahat disebuah minimarket. “Siap -siap. Sudah ini jalannya ada tanjakannya,” kata Cici Erna kepada kami.
Mendengar hal itu, kami jadi penasaran seperti apa jalur yang akan kami hadapi di depan. Setelah satu jam berlalu, akhirnya kami tahu seperti apa tanjakan yang disebut Cici Erna tadi. Tanjakan tersebut berada di daerah Paiton.
Tepat di pinggir jalan raya Paiton yang kami lewati, terdapat sebuah PLTU (Pembakit Listrik Tenaga Uap) yang berada di bibir pantai. Bahan bakar utama atau sumber penghasil uap dari PLTU tersebut berasal dari batu bara. Ini terlihat dari banyaknya kapal tanker yang membawa batu bara dan melabuh di depan PLTU tersebut.
Selepas PLTU itu, kami sudah di tunggu satu mobil patroli pengawal atau patwal dan disambut oleh 3 orang pesepeda dari komunitas OBR (Organisasi Bersepeda Rengganis) Situbondo. Setelah berkenalan dengan ketiga pesepeda tersebut, kami pun dikawal dan diajak ke sebuah rumah makan yang jaraknya sekitar 10 kilometer dari tempat kami bertemu tersebut.
Setengah jam kemudian, kami tiba di rumah makan yang dituju. Ternyata, di sana sudah ada 10 pesepeda lainnya yang sedang menunggu kedatangan kami. Di rumah makan itulah kami bertemu dengan Pak Ongki dan Pak Eddy yang tak lain adalah pimpinan dari komunitas OBR tersebut. Tidak lama, kami semua dijamu makan siang oleh beliau. Kami dipesankan Rawon Kikil, menu makanan spesial di Situbondo.
Usai makan siang, tim Journalism On Bike diajak Pak Ongki ke pantai Pasir Putih. Kurang dari satu jam kemudian, kami tiba di sebuah resort yang berada di Pantai Pasir Putih. Ternyata disini lebih banyak lagi pesepeda yang menunggu dan menyambut kami. Sekitar 20 pesepeda dari komunitas OBR yang menyambut kami di pantai itu. Satu jam kami berbincang-bincang dengan komunitas OBR dan Direktur dari pengelola Resort dan Pantai Putih tersebut, sekaligus menyempatkan bermain air di pantai yang bersih.
Pukul 15.30 WIB, kami beserta rombongan dari komunitas OBR menuju salah satu hotel di pusat kota Situbondo. Jarak 20 kilometer dari Pantai Pasir Putih ke pusat kota, kami tempuh dalam 1 jam bersepeda. Rupanya hotel tersebut sudah di pesankan oleh Komunitas OBR tersebut untuk kami tempati. Sungguh baik sekali teman-teman kami sendiri karena dengan begitu kami tidak harus repot keliling mencari hotel seperti di kota sebelumnya.
Sore itu kami adakan acara kumpul komunitas dengan OBR di hotel tersebut. Setelah acara usai yang diakhiri dengan doorprize, kami bersiap- siap untuk beristirahat di hotel yang sudah disediakan. Makan malam hingga hotel untuk kami ternyata sudah diurus dengan sangat baik oleh Pak Ongki dari komunitas OBR. Sungguh keramahan yang luar biasa yang kami terima dari teman-teman Situbondo.
(Tim Journalism On Bike)