Green Library dari Botol Bekas Edukasikan Lingkungan ke Anak-Anak

Reading time: 2 menit
Peningkatan kepedulian anak terhadap lingkungan sangat penting. Salah satunya lewat literasi. Foto: Shutterstock

Jakarta (Greeners) – Demi memastikan komitmennya dalam gerakan sustainable beauty brand, The Body Shop membangun Green Library di tiga wilayah timur Indonesia, yaitu Makassar, Kupang dan Lombok. Kolaborasi bersama Taman Bacaan Pelangi ini tak sekadar menggunakan konsep green, tapi juga mengemban misi edukasi lingkungan sejak dini.

Green Library dilengkapi dengan recycled furniture. Bahan furnitur ini berasal dari kemasan kosong yang konsumen The Body Shop kembalikan melalui program Bring Back Our Bottles melalui kampanye #KerenTanpaNyampah.

Head of Values Community & PR The Body Shop Ratu Ommaya menyatakan, anak-anak Indonesia masih belum memiliki kesadaran akan isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Terobosan melalui pendekatan literasi dengan memanfaatkan perpustakaan yang mendekatkan isu lingkungan merupakan langkah penting yang The Body Shop lakukan.

“Mereka tidak hanya punya akses untuk membaca buku. Tapi ada konsep recycled furniture sehingga begitu masuk ke perpustakaan mereka akan terinspirasi untuk memiliki jiwa go green sejak dini. Kita melihat isu ini menjadi salah satu hal yang penting,” katanya dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, Jumat (8/4).

Ia menyebut, tingkat literasi Indonesia di dunia termasuk rendah. Berdasarkan hasil survei Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) tahun 2019, tingkat literasi Indonesia di dunia termasuk rendah, yaitu di posisi 62 dari 70 negara.

“Dukungan kami terlahir dari sebuah pemikiran bahwa kebiasaan membaca, terutama pada anak, dapat mendorong hidup yang berkelanjutan,” ucapnya.

Green Library Gunakan Furnitur dari Botol Bekas

Hadirnya ini Green Library ini berkat dukungan komitmen #Kerentanpanyampah. Program Bring Back Our Bottle The Body Shop ini mengajak konsumennya mengembalikan kemasan botol kosong yang dimulai tahun 2021 lalu.

Program ini berlangsung mulai dari 24 Maret hingga 18 Mei 2022. Konsumen The Body Shop dapat berpartisipasi dengan melakukan donasi di kasir pada gerai The Body Shop, melalui official website dan juga mobile apps. Dukungan juga bisa konsumen lakukan dengan mengembalikan kemasan botol bekas di semua store.

CEO The Body Shop Aryo Widiwardhono mengungkapkan, pembangunan Green Library bertepatan dengan momen Ramadan tahun ini harapannya bisa meningkatkan literasi. “Lebih spesial maknanya karena kita bisa berbagi kebaikan bukan hanya kepada keluarga dan sahabat tercinta, tetapi juga kepada sesama dan semesta,” kata Aryo.

Sementara itu, Founder Taman Bacaan Pelangi Nila Tanzil menilai edukasi melalui buku-buku cerita terkait lingkungan merupakan langkah penting. Tokoh-tokoh utama dalam buku cerita dapat menjadi role model yang menginspirasi anak-anak agar lebih sadar terhadap isu lingkungan.

“Saya percaya buku bisa menginspirasi dan menyampaikan pesan secara halus terkait dengan lingkungan. Melalui cerita, pesan itu lebih bisa masuk dan mereka ingat,” ucap Nila.

Nila menyebut, menumbuhkan literasi lingkungan pada anak tidak sekadar tanggung jawab guru tetapi juga ada peran besar orang tua.

Kampanye Sustainable Beauty di Bulan Suci Ramadan

Sementara itu, dalam gerakan sustainable beauty di bulan suci Ramadan dan menyambut Hari Raya Idul Fitri, The Body Shop Indonesia hadir dengan sebuah kampanye bertajuk Share More Kindness with The Body Shop Green Ramadan.

The Body Shop Indonesia sebagai sustainable beauty brand hadir dengan berbagai pilihan gift yang lebih personal dalam paket Create Your Own Gift, yang Body Shop kemas dari bahan yang bisa konsumen pakai berulang.

Gift dan kartu ucapan yang ramah lingkungan contohnya adalah upaya mengurangi sampah plastik sekali pakai. Hal ini untuk menekan peningkatan volume sampah plastik selama bulan Ramadan.

Menurut data yang Greenpeace rilis di tahun 2019, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mencatat jumlah sampah plastik selama Ramadan rata-rata meningkat 4 % setiap tahunnya. Besarnya volume sampah plastik ini karena tingkat daur ulang yang sangat rendah yakni hanya 9 % secara global. Berdasarkan tren historis, timbunan sampah plastik kumulatif global akan mencapai lebih dari 25.000 juta metrik ton pada tahun 2050.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top