Bogor (Greeners) – Mengikuti tren dan gaya hidup terkini memang menjadi keharusan bagi tiap anak muda. Apalagi dengan gencarnya produk-produk instan yang kian menjamur serta sajian fast food yang tersaji dimana pandangan mata mengarah.
Kini memperoleh makanan tidak harus menunggu lama, bahkan cukup dengan pesan via telepon atau sms, dalam sekejap sajian siap santap hadir di meja kita.Ragam dan jenis dari pangan instan pun cukup banyak, dan jika semakin membawa merk (brand) dari luar negeri akan semakin digemari. Tanpa memperhatikan apa saja yang terkandung dalam makanan tersebut.
Tapi tidak semua orang anak muda kita terjangkit “demam” fastfood, anak sekelompok anak muda yang tengah membawa semangat baru dalam cara kita memperlakukan makanan. Dengan semangat menghidupkan kembali pangan lokal, mereka mengajak sesama anak muda untuk mulai berubah menuju pola makan yang lebih baik.
Dalam sebuah talkshow pada kegiatan Bogor Organic Fair dan Festival Herbal Indonesia (9/6), Putri Ayusha Kordinator Sub Unit Pangan KEHATI (Keanekaragaman Hayati Indonesia) memaparkan bahwa anak muda sekarang sudah lupa terhadap pangan lokal. “Di Jakarta contohnya, tidak banyak anak muda yang tahu kalau nama jalan “Menteng” dan “Kemang” diambil dari nama tumbuhan dan buah lokal yang sekarang sudah jarang ditemui di perkotaan” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, seorang ibu rumah tangga, Helianti Hilman memperkenalkan gaya hidup “slow food” yang membiasakan mengolah makanan dengan tiga syarat utama yaitu Clean (bersih, sehat, ramah lingkungan), Good (penampilan dan cita rasa), serta Fair (terbuka, adil produsen dan konsumen). Helianti menjelaskan bahwa untuk mendapatkan makanan yang enak dan layak sebetulnya tidaklah sulit. Ia sendiri menanam hampir sebagian besar kebutuhan makanan di rumahnya. “Sampai sekarang saya memiliki sekitar 150 jenis tanaman yang saya tanam sendiri untuk kebutuhan harian saya” jelasnya.
Talkhow juga menghadirkan Dian Anggraini dari Omar Niode Foundation yang aktif dalam gerakan Food Revolution Day. Sebuah gerakan global yang diinisiasi oleh chef terkenal Jamie Oliver yang mengkampanyekan kepada seluruh dunia untuk mulai mengonsumsi pangan lokal.
Food Revolution Day di Indonesia yang merupakan jejaring resmi dari Jamie Oliver Foundation kini telah berjalan di kota Bandung, Jakarta dan Bali. “Pangan lokal harus diperkenalkan kembali kepada anak muda karena memiliki berbagai kelebihan baik dari segi nutrisi dan juga kesehatan” ujar Dian yang juga merupakan Food Revolution Day Java Ambassador di Indonesia.
Tampaknya kita harus kembali melihat jaman orang tua kita dulu, ketika makanan diproses dengan sebuah penuh budaya hormat, dari mulai makanan tersebut ditanam, dirawat, dipanen hingga diolah, membutuhkan waktu dan ketekunan dalam mendapatkan sepiring makanan yang siap untuk disantap.Mari kita mulai hormati apa yang kita makan, dan kenali kandungan bahan makanan kita, tentunya lebih baik merawat daripada mengobati bukan! (G08)