Gelar Webinar, Dosen IPB Ungkap Potensi Geowisata Air Terjun

Reading time: 2 menit
Dosen IPB membahas potensi geowisata air terjun. Foto: Berita IPB
Dosen IPB membahas potensi geowisata air terjun. Foto: Berita IPB

Jakarta (Greeners) – Dosen IPB University di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (KSHE), Ani Mardiastuti membahas potensi geowisata air terjun dalam Webinar Nasional bersama Tunas Hijau Indonesia, Sabtu (2/11). Ia mengungkapkan bahwa air terjun bukan sekadar keindahan alam, tetapi juga memiliki banyak aspek ekologis dan budaya yang perlu diperhatikan.

“Air terjun bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga dapat menjadi bagian dari budaya lokal, menarik wisatawan yang ingin belajar tentang kebudayaan dan tradisi setempat,” ujarnya.

Menurutnya, air terjun adalah bagian dari ekosistem yang kompleks, mengandung keanekaragaman hayati yang perlu dilindungi, serta potensi geowisata yang berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat.

“Dari pemandangan yang indah hingga proses geologis dan ekosistem yang ada di sekitarnya, semuanya berkontribusi pada keunikan air terjun,” tambah Ani.

BACA JUGA: Air Terjun Digital Pengukur Polusi Udara

Ia menyebut, saat ini penelitian tentang ekosistem air terjun di Indonesia masih terbatas. Meskipun banyak yang sudah meneliti, masih banyak potensi yang belum tergali, terutama di daerah terpencil. Menurutnya, seluruh pihak perlu lebih banyak penelitian untuk memahami dan melestarikan keanekaragaman hayati di sekitar air terjun.

Berita IPB melansir, dari segi keanekaragaman hayati di sekitar air terjun, kawasan ini merupakan habitat bagi berbagai tumbuhan dan satwa liar. Baginya, air terjun adalah tempat yang unik. Seluruh masyarakat dapat menemukan spesies yang mungkin sulit ditemui di tempat lain.

Dosen IPB membahas potensi geowisata air terjun. Foto: Freepik

Dosen IPB membahas potensi geowisata air terjun. Foto: Freepik

Air Terjun Ciptakan Microclimate 

Sementara itu, air terjun juga memiliki hal menarik, yakni dapat menciptakan microclimate atau iklim mikro yang lembap dan sejuk. Ani mengatakan bahwa daerah sekitar air terjun biasanya adem dan lembab. Kondisi ini mendukung pertumbuhan berbagai jenis lumut dan tanaman khas lainnya. Di sisi lain, air terjun juga memiliki peran ekologis yang penting.

“Air yang jatuh menciptakan energi besar dan mengalir dengan cepat, membawa sedimen yang dapat memengaruhi ekosistem di bawahnya,” jelas Ani.

Ia mengingatkan bahwa kualitas air sangat penting untuk keberlangsungan ekosistem tersebut. Jika air terjun tercemar, bukan hanya airnya yang rusak, tetapi juga habitat di sekitarnya akan terpengaruh.

Selain itu, Ani berbagi pandangannya tentang aktivitas manusia di sekitar air terjun. Menurutnya, setiap orang datang untuk bermain dan menikmati keindahan air terjun perlu menyadari bahwa kehadirannya dapat mengganggu satwa liar yang ada di sana.

Ani berpesan agar pengunjung lebih menghargai dan melestarikan air terjun serta keanekaragaman hayati di sekitarnya. Ia menyarankan agar para wisatawan mengunjungi air terjun pada waktu yang tepat. Misalnya pada pagi atau sore hari, untuk menghindari gangguan pada satwa.

“Air terjun adalah warisan alam yang harus kita jaga dan lestarikan. Kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati keindahan dan manfaat dari air terjun ini,” ujarnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top