Coca Cola Amatil Indonesia dan Dynapack Asia lakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan fasilitas daur ulang plastik Polyethylene Terephthalate (PET) seluas 20.000 meter persegi yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Jakarta (Greeners) – Melalui investasi senilai Rp 556,2 miliar, fasilitas daur ulang tersebut akan menerapkan siklus tertutup (closed-loop) untuk kemasan plastik minuman dengan memproduksi pelet plastik yang aman untuk makanan dan minuman yang terbuat dari botol plastik paskakonsumsi.
Kedua perusahaan besar tersebut menunjuk dua penanggung jawab dalam dalam mengoperasikan fasilitas daur ulang ini yakni, PT Amandina Bumi Nusantara entitas yang akan mengoperasikan fasilitas rPET dan mengolah kembali limbah PET berkualitas rendah menjadi PET berkualitas tinggi menggunakan teknologi terbarukan yang terdepan.
Dan, Mahija Paramita Nusantara – yayasan non-profit yang akan mendukung pengelolaan collection center, melaksanakan berbagai inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan para pemulung dan masyarakat, serta penelitian dan pengembangan tentang peluang peningkatan daur ulang terkait pemanfaatan PET dan pengumpulan plastik.
BACA JUGA : HPSN 2021: Meneropong Wajah Industri Daur Ulang di Masa Pandemi
Komitmen Siklus Tertutup Dari Pengelolaan Kemasan
Presiden Direktur Coca-Cola Amatil Indonesia dan Kepala PT Amandina Bumi Nusantara Kadir Gunduz mengatakan bahwa kolaborasi fasilitas daur ulang antara Amatil Indonesia dan Dynapack juga sejalan dengan Sustainability Ambitions 2020-2040 Coca-Cola Amatil.
Ambisi yang dimaksud adalah komitmen untuk menciptakan siklus tertutup pada kemasan dengan mencapai tingkat daur ulang atau konten terbarukan di setiap kemasan pada tahun 2030 sebesar 50 persen.
“Fasilitas ini akan mulai beroperasi di tahun 2022 dan memiliki kapasitas untuk mengurangi jumlah resin plastik baru yang digunakan perusahaan sekitar 25.000 ton setiap tahun, perluasan industri dan percepatan laju daur ulang. Sebagai bagian dari anggota dewan di Kemitraan Aksi Plastik Nasional Indonesia (NPAP), kami berkomitmen untuk mendukung Rencana Aksi Nasional Indonesia dalam mencapai pengurangan sampah plastik laut sebesar 70 persen pada tahun 2025,” jelas Kadir dalam sambutannya, Senin (5/4/2021).
Kadir juga menambahkan bahwa investasi fasilitas daur ulang ini dijalankan melalui kolaborasi bersama pemangku kepentingan di rantai pengumpulan sampah kemasan, usaha bisnis skala mikro, dan pemulung, dengan mendukung mereka untuk bertumbuh secara efisien dalam bisnisnya.
“Dalam jangka panjang, kami akan membawa perubahan positif bagi pengelolaan sampah plastik di Indonesia dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di rantai pengumpulan sampah kemasan dengan mendukung sektor daur ulang informal,” ujarnya.
BACA JUGA : Peneliti Ungkap Industri Daur Ulang Plastik di Indonesia Belum Merata
CEO Dynapack Asia Tirtadjaja Hambali menyatakan, “Kami senang dapat bekerja sama dengan mitra kami Coca-Cola Amatil Indonesia dalam inisiatif terbarukan ini untuk mendukung komitmen Dynapack Asia bersama Ellen McArthur Foundation untuk menggunakan setidaknya 25 persen bahan resin daur ulang dalam kemasan produk pada tahun 2025.”
Solusi Pengelolaan Sampah Plastik
Sementara itu, dukungan juga disampaikan oleh Kepala Dinas Perindustrian Bekasi Effendi bahwa fasilitas pusat daur ulang ini menjadi bagian dari solusi pengelolaan kemasan plastik paskakonsumsi dalam kerangka circular economy.
“Untuk mengatasi masalah ini, setiap pihak baik dari segi pemakai dan produsen, harus bekerja sama untuk mengatasinya. Masing-masing memiliki peran tersendiri untuk menjadi bagian dari solusi. Salah satunya dicontohkan oleh Coca Cola Amatil dan Dynapack Asia, yang melakukan daur ulang botol plastik,” ujar Efendi.
Selain itu, untuk mengurangi penggunaan plastik, Amatil Indonesia melakukan inisiatif light-weighting botol PET yang telah berhasil mengurangi konten plastik sebesar 28,5 persen sejak tahun 2014, serta mengubah warna kemasan menjadi bening untuk mempermudah proses daur ulang.
Bersama dengan Dynapack Asia, Amatil Indonesia telah mendukung banyak inisiatif untuk membantu mengumpulkan dan mendaur ulang kemasan minuman, diantaranya program pembersihan pantai harian, Bali Beach Clean-Up, yang telah berjalan selama lebih dari 13 tahun untuk mengumpulkan lebih dari 40.000 ton serta beberapa program lingkungan lainnya.
Penulis: Dewi Purningsih