Bogor (Greeners) – Sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terdiri dari Lisa Arisa, Sulthon Arif, Difa Ashmamillah, Desi Mutiarafani, dan Gilang Aji Pradana mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada lingkungan. Mereka membentuk sebuah program pemberdayaan masyarakat yang bernama Enviro School.
“Enviro School merupakan program dari kami berlima yang pada awalnya kami rancang untuk mengikuti lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017. Program tersebut didukung penuh oleh Kementrian Ristekdikti,” ujar Lisa Aisa selaku Ketua Tim Enviro School, Jumat (07/07).
Lisa menerangkan bahwa Enviro School terbagi dalam dua jenis kelas, yakni kelas kuliah dan kelas praktikum. Kelas kuliah terdiri atas Pre-Class dan First Class, sedangkan kelas praktikum terdiri atas Game Class, Green Class, Brown Class, dan White Class. Semua kelas dilaksanakan dalam waktu yang berbeda-beda.
“Pre-Class merupakan kelas diskusi yang dihadiri oleh warga sekitar. Dalam kelas ini, semua peserta berembug dan sepakat untuk berkomitmen dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat sesuai harapan.
Setelah itu, dilaksanakanlah kelas First Class yang bertujuan untuk mengajari masyarakat untuk mengelompokkan sampah sesuai jenisnya,” ujar Lisa.
Setelah itu, masyarakat diajak untuk peduli terhadap lingkungan dengan cara bermain games bernama Pungut Sampahmu dan EnviroCiBo. EnviroCiBo merupakan papan roda putar yang berisikan tantangan maupun pertanyaan tentang edukasi lingkungan disetiap irisannya.
“Warga Desa Ciaruteun Ilir sangat antusias dalam mengikuti Game Class, terbukti dari banyaknya sampah yang mereka kumpulkan dan lingkungan sekitar menjadi lebih bersih.,” imbuh mahasiswi jurusan Manajemen tersebut.
Melalui kelas yang diselenggarakan pada tanggal 7 Mei hingga 20 Mei 2017 tersebut, Enviro School juga mengajarkan masyarakat Desa Ciaruteun Ilir untuk membuat bank sampah (Green Class), membuat pupuk vermikompos dari limbah sayuran (Brown Class), dan membuat kreasi dari sampah anorganik (White Class). Seluruh kreasi sampah buatan masyarakat Desa Ciaruteun Ilir dipamerkan acara Enviroducation Fair yang diselenggarakan pada tanggal 15 Juni 2017 lalu.
Lisa menyatakan bahwa meski rangkaian kegiatan Enviro School telah berakhir pada bulan Juni lalu, bukan berarti bahwa program Enviro School akan terhenti begitu saja. Program Enviro School akan terus dilakukan dan masih berlanjut hingga sekarang. Bahkan kedepannya, Lisa berencana untuk melaksanakan program Enviro School ke daerah lain, yaitu ke Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
“Rencananya, kami juga ingin bekerjasama dengan pihak Kabupaten Pemalang yang merupakan daerah asal kami berlima. Tak hanya itu, kami juga membuat buku panduan Enviro School sehingga desa lain dapat mengadopsi program Enviro School dengan membaca buku tersebut,” ujar Lisa.
Enviro School merupakan sebuah program edukasi yang bertujuan untuk memberikan pembelajaran tentang pengelolaan dan pemanfaatan sampah kepada masyarakat. Dengan adanya Enviro School, masyarakat diharapkan dapat menjaga lingkungan sekitar supaya tetap bersih. Selain itu, masyarakat juga diharapkan dapat mengelola sampah secara cerdas dan kreatif. Saat ini, Enviro School berfokus untuk membina masyarakat yang tinggal di Desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor. Program ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2017 lalu.
Setelah sukses menerapkan program Enviro School di Desa Ciaruteun Ilir, Lisa berharap bahwa Desa Ciaruteun Ilir juga dapat menjadi kampung percontohan terhadap edukasi lingkungan di bidang sampah .
Penulis: Anggi Rizky Firdhani