Energi Baru dan Terbarukan Bakal Miliki SNI

Reading time: 2 menit
Y Kristianto Widiwardono menyampaikan pengembangan SNI energi terbarukan. Foto: BSN

Jakarta (Greeners) – Badan Standardisasi Nasional (BSN) kini sedang mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Sistem Manajemen Energi. Hal ini untuk mencapai penghematan energi dari energi baru terbarukan.

Hal ini menyusul sustainable energy transition atau transisi energi berkelanjutan menjadi salah satu isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. BSN mendukung dari sisi Standards, Technical Regulations and Conformity Assessment Procedures (STRACAP).

Direktur Pengembangan Standar Mekanika, Energi, Elektronika, Transportasi dan Teknologi Informasi BSN Y. Kristianto Widiwardono mengatakan, dukungan BSN dari sisi pengembangan SNI yang salah satunya SNI ISO 50001: 2018 Sistem Manajemen Energi. Standar ini juga dapat membantu organisasi atau industri dalam mengembangkan kebijakan penggunaan energi agar lebih efisien.

“SNI ISO 50001: 2018 dapat membantu meningkatkan performa energi, sehingga dapat membantu perubahan iklim global dan mencapai target penghematan energi. Hal ini juga sejalan dengan target Bapak Presiden RI, Joko Widodo pemenuhan net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat,” katanya dalam keterangan tertulisnya.

Manfaat dari penerapan SNI ISO 50001, di antaranya menghemat biaya, meningkatkan keandalan organisasi, meningkatkan produktivitas dan daya saing. Selanjutnya, mengurangi risiko karena kenaikan harga energi dan meningkatkan ketahanan terhadap supply energi.

Selain SNI ISO 50001: 2018, BSN juga telah menetapkan 20 SNI sumber energi air, 19 SNI sumber energi surya, 11 SNI sumber energi panas bumi, 9 SNI sumber energi daya angin, 7 SNI sumber energi biofuel dan 4 SNI sumber energi nuklir.

“Untuk organisasi/industri penerapannya, terdapat 14 organisasi penerap sistem manajemen energi yang telah disertifikasi oleh lembaga sertifikasi sistem manajemen energi,” tuturnya.

Kristianto berharap, dengan menerapkan berbagai SNI yang terkait dengan energi berkelanjutan, pemanfaatan energi bersih terus meningkat. Selanjutnya, dapat mendorong Indonesia dan warga global mempunyai peran penting mendukung energi bersih dan iklim dunia.

SNI Energi Terbarukan Digodok, SNI Kendaraan Listrik Sudah Terbit

Tak hanya itu, sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle), BSN juga telah menetapkan 34 SNI terkait kendaraan listrik.

Salah satunya, SNI ISO 6469 (bagian 1-4) kendaraan jalan yang digerakkan listrik -spesifikasi keselamatan. Tujuan penetapan SNI ISO 6469 di antaranya untuk memproteksi penumpang dari kejutan listrik maupun dari pascatabrakan atau dampak lainnya.

“Ruang lingkup standar ini adalah untuk mobil penumpang. Persyaratan keselamatan baterai yang terpasang di kendaraan. Hal ini untuk memastikan keamanan bagi orang yang di dalam kendaraan dan di sekitar kendaraan listrik,” paparnya.

Selain itu, BSN juga menetapkan SNI ISO 13063:2018 Moped dan sepeda motor berpenggerak listrik. Ruang lingkup SNI ini adalah untuk moped dan sepeda motor listrik yang mengatur persyaratan untuk keselamatan fungsional. Di samping itu juga proteksi dari sengatan listrik dan sistem penyimpanan energi mampu-isi-ulang (RESS) baterai sebagai tenaga penggerak pada kondisi normal.

Guna mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik dan mensosialisasikan SNI, BSN juga akan menyelenggarakan Indonesia E-Vehicle Expo ke-2 Tahun 2022 pada 15-18 Juli 2022 mendatang di Yogyakarta.

Acara akan diikuti para stakeholder di bidang kendaraan listrik dan ekosistemnya, seperti mobil listrik, motor listrik, SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum), regulator/pemerintah terkait, lembaga sertifikasi produk dan stakeholder terkait lainnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top