Jakarta (Greeners) – Komitmen bisnis berkelanjutan guna mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor industri PT Eigerindo Multi Produk Industri wujudkan. Baru-baru ini mereka merilis Eiger Environment, Social and Governance (ESG) Report 2021. Upaya tersebut merupakan bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan sektor industri.
“Kami menyadari bahwa industri semakin besar, maka tanggung jawab sosial dan lingkungan akan semakin besar. Sehingga kami mencoba merespon dampak dari yang dihasilkan dari operasional serta keputusan bisnis yang berdampak pada lingkungan dan manusia,” kata Eiger Sustainability Program Advisor Amalia Yunita dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (23/4).
Eiger juga berinisiatif mengambil peran menyusul keterlibatan pemerintah Indonesia dalam agenda 2030 Sustainable Development Goals (SDGs). Tujuan dari agenda yang 193 negara sepakati itu salah satunya memastikan keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan nasional berkelanjutan. “Eiger ingin berperan memberikan kontribusi dari dunia usaha menuju pembangunan berkelanjutan,” ujar dia.
Adapun target jangka panjang komitmen Eiger pada tahun 2030, yaitu menggunakan sustainable raw materials sebanyak 20 %. Kemudian memasok praktik keberlanjutan dalam operasi bisnisnya sesuai kerangka Eiger sustainable supply chain sebesar 100 %.
Selanjutnya toko dan kantor menerapkan konsep bangun hijau sebesar 100 %, serta penanaman 10 juta pohon untuk menyerap sebagai jejak karbon yang proses distribusi hasilkan. Hal ini sebagai inisiatif carbon offset.
Menekan Emisi Karbon ke Lingkungan
General Manager Product and Sustainability Project Leader Harimula Muharram menyebut, dengan pelaporan rutin ini, Eiger sekaligus dapat menghitung total capaian emisi karbon yang dapat Eiger tekan ke lingkungan.
Laporan ESG ini akan Eiger lakukan setiap tahun. “Akan kita ukur sebenarnya emisi karbon yang dihasilkan Eiger ini seberapa besar, lalu kita lakukan evaluasi,” imbuhnya.
Untuk itu, Eiger merencanakan lima pilar untuk beberapa tahun ke depan agar keberlanjutan bisa tercapai. Lima pilar tersebut yaitu eco friendly store and office, innovative and sustainable production consumption, good corporate governance, empower and educate people, serta yang terakhir adalah responsible shipping and warehousing.
Harimula menyatakan, selain lima pilar tersebut, ada satu hal yang tak kalah penting yakni partnership and collaboration yang melibatkan pihak pemerintah hingga komunitas. “Karena ini bukan inisiatif yang bisa dilakukan sendiri makanya kita sangat perlu kolaborasi berbagai pihak,” ujar dia.
Eiger Mendorong Peningkatan Produk Ramah Lingkungan
Adapun laporan ESG tahun 2021 menunjukkan produk apparel yang Eiger hasilkan sebagai eco friendly product yaitu sebanyak 3,5 %, meningkat sebanyak 7 % dari tahun sebelumnya. Sementara untuk persentase material defect (material rusak) yaitu sebanyak 0,21 %. Mengalami penurunan dari tahun lalu. “Ini menunjukkan adanya kontribusi kita untuk mengurangi limbah material defect,” imbunya.
Selanjutnya, untuk total konsumsi listrik dari kantor pusat dan 11 flagship store yaitu 6.013,52 gigajoule, mengalami penurunan sebanyak 8,3 %. Sementara untuk jumlah energi untuk produksi produk Eiger oleh delapan pemasok utama yaitu 5.127,85 gigajoule, mengalami peningkatan sebanyak 38,4 % dari tahun sebelumnya.
Saat ini Eiger telah concern dengan bahan-bahan ramah lingkungan. Misalnya, kaos dari katun bambu dan serat kayu. Eiger juga memanfaatkan bahan sisa produksi dan melakukan pengembangan produk dari limbah botol plastik.
Produk-produk tersebut dapat konsumen temukan dalam kaos, jaket serta beragam jenis tas mulai dari tote bag, tas selempang hingga carrier atau tas gunung.
Penulis : Ramadani Wahyu
Editor : Ari Rikin