Ecoton Bongkar Fakta Bahaya Mikroplastik dalam Tubuh Manusia

Reading time: 2 menit
Ecoton membongkar bahaya mikroplastik dalam tubuh manusia. Foto: Ecoton
Ecoton membongkar bahaya mikroplastik dalam tubuh manusia. Foto: Ecoton

Jakarta (Greeners) – Ecological Observation and Wetland Conservation (Ecoton) mengungkapkan fakta mengejutkan tentang bahaya mikroplastik bagi tubuh manusia di Festival SDGs Universitas Airlangga, Surabaya. Dalam tema “Exhibition Human Plastic,” Ecoton mengedukasi pengunjung tentang dampak buruk mikroplastik dan mendorong mereka untuk mengurangi sampah plastik.

Penelitian Ecoton mengungkap adanya mikroplastik berukuran kurang dari 5 milimeter di dalam berbagai organ tubuh manusia. Temuan ini mencakup otak, paru-paru, hati, ginjal, kulit, testis, sperma, hingga cairan ASI ibu hamil.

Selain itu, mikroplastik juga terdeteksi dalam cairan amnion dan plasenta janin. Hal ini menunjukkan bahwa paparan plastik mulai terjadi sejak ibu hamil mengandung.

Berdasarkan uji polimer mikroplastik dalam tubuh manusia, komposisi mikroplastik yang paling banyak Ecoton temukan adalah PET (35,79%) yang berasal dari botol plastik sekali pakai. Kemudian, jenis PS (19,38%) dari styrofoam, PVC (14,38%) dari pipa, dan jenis plastik lainnya seperti sachet (13,11%), PP (12,98%) dari tutup botol dan wadah microwave, serta LDPE (2,31%) dari kantong plastik. Hanya 1,58% mikroplastik yang terdeteksi berasal dari HDPE (wadah personal care).

BACA JUGA: Terbangkan Drone, Peneliti Cilik Temukan Mikroplastik di Langit Kediri

Kepala Laboratorium Mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti, menyatakan bahwa keberadaan mikroplastik dalam tubuh manusia bisa menjadi “bom waktu” yang berbahaya bagi kesehatan. Walaupun dampaknya tidak terlihat secara langsung, mikroplastik dapat menyusup perlahan ke dalam tubuh, bahkan mempengaruhi janin dalam kandungan.

“Plastik tersusun dari 16.000 senyawa kimia, dan senyawa tersebut termasuk dalam senyawa pengganggu hormon. Sehingga, jangkanya berpotensi menyebabkan penyakit kanker, diabetes melitus, dan penyakit bawaan lainnya,” kata Rafika lewat keterangan tertulisnya.

Rafika juga menekankan pentingnya aksi nyata dalam mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Hal itu sebagai langkah untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan. Ia mengajak setiap individu untuk berperan dalam mengurangi jejak plastik dengan memilih alternatif yang lebih ramah lingkungan. Seperti membawa botol minum sendiri, menggunakan tas kain, serta mendukung produk dengan kemasan yang bisa kita daur ulang.

Ecoton membongkar bahaya mikroplastik dalam tubuh manusia. Foto: Ecoton

Ecoton membongkar bahaya mikroplastik dalam tubuh manusia. Foto: Ecoton

Sachet Berdampak Buruk pada Kesehatan Anak

Fakta juga menunjukkan penggunaan sachet plastik telah memberikan dampak buruk, terutama bagi kesehatan anak-anak di Indonesia. Paparan kimia dalam sachet plastik berpotensi meningkatkan risiko diabetes pada anak-anak. Penyakit tersebut pada anak-anak tercatat meningkat hingga 70 kali lipat pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2010. Konsumsi makanan dan minuman yang menggunakan kemasan sachet merupakan salah satu faktor penyebab meningkatnya penyakit tersebut.

Sachet plastik sebagai pembungkus makanan dan minuman, dapat melepaskan senyawa kimia beracun serta mikroplastik ke dalam tubuh. Studi menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia merupakan salah satu yang paling banyak mengonsumsi mikroplastik di dunia. Rata-rata konsumsi mikroplastik di Indonesia mencapai 15 gram per bulan, setara dengan berat 1 kartu ATM.

BACA JUGA: Riset: Warga Indonesia Paling Banyak Mengonsumsi Mikroplastik

“Saat ini, mikroplastik sudah banyak kita temukan di seluruh organ dalam tubuh manusia. Bahkan bisa mengganggu kesehatan tubuh manusia. Plasticizer, yaitu senyawa kimia penyusun sachet dapat mengganggu hormon insulin sehingga berpotensi menyebabkan diabetes melitus,” ucap Rafika.

Selain itu, Rafika juga mengungkapkan bahwa gaya hidup modern turut berperan dalam meningkatkan risiko gangguan ginjal kronis pada anak-anak. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah kebiasaan mengonsumsi minuman manis dalam kemasan sachet.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top