Jakarta (Greeners) – Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan (LHK), Siti Nurbaya melepasliarkan dua harimau sumatra ke habitat alaminya di zona inti Taman Nasional (TN) Gunung Leuser, Rabu (6/3). Dua harimau itu bernama “Ambar Goldsmith” dan “Beru Situtung”.
Menteri Siti menyematkan tambahan nama pada harimau sumatra bernama Ambar menjadi Ambar Goldsmith. Ia melepasliarkan Ambar Goldsmith bersama Senior Fellow at Bezos Earth Fund, Lord Goldsmith. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai UK Minister of State for Overseas Territories, Commonwelath, Energy, Climate and Environment.
Siti mengatakan satwa tersebut merupakan satu dari sembilan spesies kucing liar (wild cat) yang berperan penting, khususnya dalam mendukung keseimbangan ekosistem dan penyediaan jasa lingkungan.
BACA JUGA: Konservasi Berkelanjutan Satwa Liar Bisa Datangkan Rupiah
“Harimau ini menjadi perhatian internasional. Sebab, dunia menyebutnya flagship species, yaitu jenis satwa strategis sebagai indikator baiknya bentang alam hutan atau lingkungan kita. Di antaranya adalah harimau, badak, gajah, dan orangutan,” terang Siti lewat keterangan tertulisnya.
Pelepasliaran Upaya Penyelamatan Satwa
Sementara itu, kegiatan pelepasliaran ini merupakan upaya penyelamatan satwa dari konflik satwa dan manusia. Satwa yang dilepasliarkan telah melalui proses rehabilitasi untuk mengembalikan sifat keliarannya kembali. Kegiatan pelepasliaran menggunakan tiga helikopter dari Angkatan Udara TNI, Kepolisian Daerah Provinsi Sumatera Utara dan KLHK.
Harimau sumatra Ambar Goldsmith, berjenis kelamin Betina, berumur kurang lebih 5,5 – 6 tahun. Satwa ini berasal dari Desa Bukit Mas, Sumatera Utara. Harimau sumatra Ambar merupakan satu individu satwa harimau sumatra yang ditangkap menggunakan kandang jebak.
Selain itu, harimau sumatra kedua “Beru Situtung” merupakan harimau betina dengan perkiraan umur 3-4 tahun. Pada usia tersebut, satwa ini selamat dari interaksi negatif antara manusia dan harimau sumatra di kawasan Hutan Lindung Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan.
BACA JUGA: WWD 2024: Manusia Perlu Berbagi Ruang dengan Satwa Liar
Harimau Beru Situtung menjalani perawatan dan pemantauan di fasilitas penyelamatan kantor Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tapak Tuan-Aceh Selatan, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL) sampai kondisinya pulih dan sehat. Pada 8 April 2023, Beru Situtung pindah ke Suaka Satwa Harimau Sumtera Barumun untuk observasi atau kajian perilaku. Bahkan, harimau tersebut mendapatkan perawatan intensif hingga siap untuk dilepasliarkan.
TN Gunung Leuser Tempat Hidup 4 Spesies Unggulan
Siti menyebut TN Gunung Leuser terkenal di dunia sebagai keping terakhir di bumi. Ada empat spesies unggulan atau flagship species sekaligus yang hidup di TN Gunung Leuser, yaitu harimau, badak, gajah, dan orangutan.
Topografi lokasi pelepasliaran yang berada pada zona inti kawasan TN Gunung Leuser relatif datar dengan tinggi sekitar 45 meter/dpl dengan tutupan hutan yang masih terjaga. Di sana terdapat jejak beberapa jenis satwa mangsa harimau berupa babi hutan, rusa, kijang, dan terdapat jejak harimau sumatra pada lokasi lepas liar.
“Aktivitas masyarakat sangat jarang di sekitar lokasi lepas liar. Atas pertimbangan-pertimbangan di atas, lokasi tersebut layak untuk menjadi tempat pelepasliaran harimau sumatra,” tambah Siti.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia