BRIN Perkuat Riset dan Kolaborasi One Health untuk Cegah Zoonosis

Reading time: 2 menit
Ilustrasi hewan yang dapat menularkan penyakit zoonosis. Foto: Freepik
Ilustrasi hewan yang dapat menularkan penyakit zoonosis. Foto: Freepik

Jakarta (Greeners) – Indonesia, dengan keanekaragaman hayatinya, sangat kaya akan hubungan antara hewan dan manusia. Namun, munculnya risiko penyakit zoonosis serta penyakit emerging atau re-emerging perlu diwaspadai. Untuk mencegah penyakit tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menguatkan riset dan menguatkan kolaborasi ‘One Health’.

One Health adalah konsep kolaboratif interdisipliner yang melibatkan sektor kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Kolaborasi ini merupakan strategi untuk mencegah dan mendeteksi transmisi penyakit zoonosis pada human-animal-environment interface.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan, NLP Indi Dharmayanti, menjelaskan bahwa meningkatnya frekuensi dan dampak penyakit zoonosis serta penyakit baru disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya, globalisasi, perubahan lingkungan, dan intensifikasi interaksi manusia-hewan. Semua pihak perlu segera mengatasi dan mengendalikan kondisi ini.

Oleh karena itu, lanjut Indi, perlu peningkatan penelitian interdisipliner mengenai penyakit zoonosis dan penyakit baru melalui pendekatan One Health.

Zoonosis Mengancam Ekonomi hingga Keanekaragaman Hayati

Penyakit zoonosis dan emerging atau re-emerging tidak hanya dapat mengancam kesehatan masyarakat. Penyakit ini dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, ketahanan pangan, dan keanekaragaman hayati.

“Untuk itu, riset lintas disiplin menjadi solusi yang cerdas untuk meningkatkan pencegahan, deteksi, dan respons terhadap penyakit zoonosis dan penyakit baru, sehingga dibutuhkan pendekatan terpadu dalam upaya penanganannya,” ungkap Indi dalam Focus Grup Discussion bertajuk ‘Strengthening One Health Research and Collaboration for Preventing Zoonotic and Emerging Diseases’ pada Senin (26/8).

BACA JUGA: Kemunculan Penyakit Zoonosis Akibat Ketidakseimbangan Lingkungan

Indi menambahkan pentingnya melakukan berbagai upaya untuk memperkuat penanganan tersebut. Mulai dari penelitian yang lebih intensif, sistem pengawasan yang lebih baik, serta kolaborasi erat dengan mitra nasional maupun internasional.

Menurutnya, inisiatif ini bertujuan untuk mendorong penelitian interdisipliner dan membangun jaringan kolaborasi. Selain itu, inisiatif ini juga berfokus pada promosi kegiatan peningkatan kapasitas yang berkaitan dengan zoonosis dan penyakit infeksius yang baru muncul.

“Dengan memperkuat penelitian dan kolaborasi One Health, kita dapat memberikan perlindungan yang lebih baik untuk kesehatan masyarakat. Kemudian, bisa melestarikan keanekaragaman hayati, dan memastikan pembangunan berkelanjutan di Indonesia dan sekitarnya,” imbuh Indi.

Pentingnya Upaya Pencegahan

Kepala Pusat Riset Veteriner, Harimurti Nuradji, menambahkan bahwa wabah penyakit zoonosis seperti COVID-19, Nipah, flu burung, dan Ebola telah mengingatkan kita akan pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap munculnya penyakit baru.

Peristiwa-peristiwa tersebut mengungkapkan adanya kesenjangan dalam sistem pemantauan, prediksi, dan pengendalian penyakit zoonosis yang ada. Oleh karena itu, kerangka One Health sangat penting untuk memahami dan memitigasi risiko yang timbul dari penyakit-penyakit tersebut dengan lebih baik.

“Dengan mengumpulkan sumber daya, berbagi pengetahuan, dan kerja sama para pemangku kepentingan dalam satu forum FGD dapat membantu menciptakan dan mengembangkan strategi penanganan penyakit lebih efektif. Selain itu, juga upaya pencegahan dan pengendalian yang lebih baik, dan membangun kapasitas untuk menerapkan strategi ini di tingkat lokal, nasional, dan internasional,” ungkap Harimurti.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top