Jakarta (Greeners) – Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) melalui Biodiversity Warriors menyelenggarakan capture nature (Capnature) atau geledah keanekaragaman hayati secara serentak di delapan kota di Indonesia pada 22 Mei 2018. Dalam kegiatan ini, para anggota komunitas Biodiversity Warriors dan warga di masing-masing kota bersama-sama turun ke lokasi pengamatan untuk mengenal, mendata, mendokumentasikan, dan memopulerkan keanekaragaman hayati di kota mereka.
Direktur Komunikasi dan Penggalangan Sumber Daya Yayasan KEHATI Fardila Astari mengatakan, penyelenggaraan Capnature ini bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia, oleh karena itu kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap ragam hayati Indonesia yang sangat kaya.
“Diharapkan kegiatan ini membuat masyarakat menjadi tergerak untuk turut melestarikan keanekaragaman hayati di sekitarnya. Capnature serentak ini juga sebagai upaya membangun citizen scientist di Indonesia, serta mempromosikan kegiatan Biodiversity Warriors kepada masyarakat,” kata Fardila, Jakarta, Kamis (24/05/2018).
Kota-kota yang turut berpartisipasi dalam kegiatan ini yaitu Jakarta, Bogor, Tarakan, Samarinda, Pontianak, Lampung, Kuningan, dan Padang. Pelaksanaan di masing-masing kota tersebut diinisiasi dan diselenggarakan oleh para anggota Biodiversity Warriors di kota-kota tersebut.
Untuk di wilayah Jakarta, kegiatan Capnature dilaksanakan di Taman Menteng, Jakarta Pusat. Kegiatan ini diikuti oleh Biological Bird Club (BBC) Ardea Fakultas Biologi Universitas Nasional (UNAS), Komunitas Pegiat Lingkungan Jakarta, serta masyarakat umum. Selain itu, kegiatan juga diisi dengan Kontes Foto Hidupan Liar.
“Jumlah foto yang berhasil terkumpul dari kegiatan Capnature di Taman Menteng ini sebanyak 51 foto, yang terdiri dari flora dan satwa liar di Taman Menteng. Foto tersebut merupakan karya dari Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI, komunitas pegiat lingkungan dan masyarakat,” ujar Fardila.
Koordinator Capnature Biodiversity Warriors Ahmad Baihaqi menjelaskan, dipilihnya Taman Menteng sebagai area Capnature dikarenakan kawasan terbuka hijau yang berada di tengah kota Jakarta ini memiliki fungsi penting bagi kelangsungan keanekaragaman hayati kota yang tersisa. “Diperkirakan ada banyak spesies yang bergantung dengan hutan kota ini, yang sebagian besar belum diketahui oleh publik,” katanya.
Lebih jauh Baihaqi menjelaskan, saat ini DKI Jakarta hanya memiliki sekitar 9 persen ruang terbuka hijau dari total luas wilayah Jakarta. Padahal, dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ditegaskan bahwa sebuah kota harus memiliki ruang terbuka hijau setidaknya seluas 30 persen.
Luasan sebesar 30 persen dari total wilayah itu adalah syarat minimum untuk menjamin keseimbangan ekosistem sebuah kota. Termasuk di dalamnya, keseimbangan sistem hidrologi yang berkaitan erat dengan banjir dan peningkatan ketersediaan udara bersih.
“Jakarta sebenarnya masih jauh dari ideal karena luasan ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta saat ini sebesar 9 persen. Hal ini disebabkan karena konversi lahan atau alih fungsi lahan menjadi gedung-gedung pencakar langit. Untuk mencapai kota yang ideal, Pemprov DKI Jakarta sebaiknya memperbanyak RTH hingga mencapai 30 persen dari total wilayah DKI Jakarta, ” kata Baihaqi.
Dengan diadakannya capture nature, sambung Baihaqi, keanekaragaman hayati yang masih tersimpan di Taman Menteng dapat terungkap dan dikenali kembali oleh warga. Harapannya, hal tersebut dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk datang ke taman tersebut dan hutan-hutan kota lainnya serta memanfaatkannya secara positif.
Sebagai informasi, Biodiversity Warriors merupakan gerakan anak-anak muda yang diinisasi oleh Yayasan KEHATI untuk melakukan perubahan dengan menjadi ksatria penyelamat dan penjaga keanekaragaman hayati di Indonesia. Saat ini, sudah terdaftar sebanyak 1.879 anggota Biodiversity Warriors yang tersebar dari seluruh Indonesia.
Penulis: Dewi Purningsih