Jakarta (Greeners) – Tradisi mudik atau kembali ke kampung halaman biasanya terjadi menjelang Lebaran. Kementerian Perhubungan memperkirakan tahun ini akan ada 21,25 juta pemudik yang memilih jalur darat. Komunitas Bike To Work (B2W) Indonesia juga tidak mau ketinggalan untuk mudik. Dalam program Gowes Mudik, sekitar 150 pesepeda memilih sepeda sebagai moda transportasi mudik.
Ketua umum B2W Indonesia Poetoet Soedarjanto mengatakan bahwa bagi pecinta olahraga sepeda, gowes jarak jauh dalam kondisi berpuasa membutuhkan konsentrasi, kewaspadaan dan pemahaman tentang kemampuan diri yang baik. Oleh karena itu, kegiatan bersepeda selama bulan Ramadhan perlu dilakukan rutin untuk membiasakan diri bersepeda tanpa makan dan minum.
“Ibadah wajib dan sunnah tetap harus dilakukan karena Ramadhan dan segala keutamaannya hanya satu tahun sekali, sementara gowes untuk mudik bisa dilakukan kapan saja kita mau. Saya tetap berpuasa insyaallah selama 5 hari di perjalanan. Tentunya hal itu juga dibarengi oleh persiapan mental dan fisik diri kita sendiri serta kondisi sepeda, peralatan dan perlengkapan untuk perjalanan jauh,” kata Poetoet kepada Greeners, Jakarta, Selasa (12/06/2018).
Poetoet mengatakan bahwa membiasakan diri bersepeda sangat penting untuk menjaga kebugaran fisik. Ia mengaku tidak ada latihan khusus untuk Gowes Mudik tetapi dirinya terbiasa menggunakan sepeda dari rumah ke kantor dengan jarak pergi-pulang 48 kilometer setiap harinya.
“Saya sendiri di perjalanan sekitar 5 hari dengan rute Tangerang-Madiun, hampir 800 kilometer. Secara umum rata-rata jarak tempuh teman-teman yang lain per hari antara 100 sampai 150 kilometer. Jadi kalau tujuan ke Jawa Tengah antara 3 sampai 4 hari,” jelas Poetoet.
Gowes Mudik ini telah dilakukan oleh B2W Indonesia sejak 2013 lalu. Menurut Poetoet, pemudik dengan sepeda ini terus bertambah jumlahnya. “Di jalan kami bisa bertemu dengan beberapa kawan. Kawan sepeda yang gowes mudik tahun ini saya pastikan diatas 150 orang,” katanya.
Koordinator Gowes Mudik Vidi Widyastomo mengatakan, daerah tujuan peserta gowes mudik tahun ini paling banyak adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur.
Vidi menjelaskan bahwa untuk kelancaran Gowes Mudik 2018, B2W Indonesia telah melakukan persiapan meliputi:
1. Mengetahui jumlah pesepeda yang mudik sekaligus memonitor perjalanan mereka untuk antisipasi kendala di jalan;
2. Mencatat alamat lengkap dan alamat tujuan untuk check and crosscheck apakah mereka telah tiba dengan selamat di alamat tujuan;
3. Dukungan dari sahabat sepeda di daerah yang wilayahnya terlewati oleh goweser mudik. Disediakan pula posko-posko Gowes Mudik untuk tempat beristirahat. Posko tersebut diantaranya berada di Karawang, Subang, Jatibarang, Cirebon, Tegal, Pemalang, Kendal, Semarang, Ambarawa, Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Tasik, dan Bandung;
4. Koordinasi dengan instansi terkait, terutama Kepolisian dan Dinas Perhubungan.
“Kami juga dibantu oleh Korlantas yang mengabarkan ke semua polres yang kami lewati serta kami juga mencoba untuk memberikan dukungan pada pesepeda yang melakukan Gowes Mudik dengan memanfaatkan jejaring di daerah dan membantu mengupayakan pengadaan beberapa perlengkapan seperti jersey, asuransi, aplikasi pemantau,” kata Poetoet.
Di sisi lain, Gowes Mudik tahun ini juga menjadi bentuk dukungan pesepeda Indonesia terhadap pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta – Palembang. Selain itu, kegiatan ini mendukung program Transportasi Sehat Merakyat yang digagas Korlantas Polri, dan merupakan implementasi dari pencanangan tanggal 3 Juni sebagai Hari Bersepeda Internasional yang telah ditetapkan PBB.
“Sebagai masyarakat Indonesia tentu saja kita turut bangga Indonesia menjadi tuan rumah (Asian Games) dan ini sebagai cara kami memberikan support kepada atlet-atlet kita untuk memberikan prestasi terbaik. Ini juga bentuk dukungan kepada pemerintah kiranya penyelenggaraan Asian Games dapat sukses serta membantu kepedulian kepada masyarakat akan adanya Asian Games,” tandas Poetoet.
Penulis: Dewi Purningsih