Jakarta (Greeners) – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagai pengelola kawasan wisata terpadu Taman Impian Jaya Ancol berinisiatif untuk mengolah sampah yang berada di kawasan rekreasi secara mandiri. Dimulai sejak tahun 2012 dan diresmikan oleh Gubernur Fauzi Bowo kala itu, Taman Impian Jaya Ancol mencoba untuk mengolah sampah di kawasan wisata yang mereka kelola secara mandiri.
Rika Lestari, Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mengatakan bahwa tempat pengolahan sampah mandiri “Ancol Zero Waste” yang memiliki luas 360 meter per segi dan terletak di bagian timur kawasan rekreasi Ancol ini akan mengolah dua jenis sampah, yaitu sampah organik (daun, ranting dan dahan) dan sampah anorganik (plastik).
“Permasalahan sampah ini merupakan salah satu dampak dari kehidupan. Tidak hanya di kawasan permukiman dan perkantoran, sampah juga menjadi sorotan di kawasan wisata,” katanya, Jakarta, Selasa (10/10).
Sampah organik nantinya akan diolah menjadi pupuk kompos yang selanjutnya digunakan untuk pemupukan dan perawatan taman di area rekreasi dan properti Ancol. Sampah yang dihasilkan dari unit Atlantis Water Adventure, Dunia Fantasi, Allianz Ecopark, Seaworld Ancol, Putri Duyung Ancol dan Ocean Dream Samudra ini rata-rata berjumlah 122 meter kubik per bulan dan menghasilkan 80 persen menjadi pupuk kompos dan sisanya adalah sampah an-organik.
Sementara volume sampah yang dihasilkan dari kawasan taman dan pantai berjumlah 45.713 meter kubik atau rata-rata 3.809 meter kubik per bulan. Namun saat ini sampah tersebut belum dapat diolah secara mandiri karena kapasitas tempat yang belum memadai. Untuk membuat kawasan pantai menjadi bersih dan nyaman, pihak manajemen Ancol mengalokasikan biaya sekitar 40 miliar per tahun.
Volume sampah yang diolah ini nantinya akan meningkat sebab manajemen berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas pengolahan sampah tidak hanya di kawasan rekreasi tetapi juga properti. Untuk kawasan properti, manajemen Ancol mengalokasikan biaya sekitar 6,7 milyar setahun dengan volume sampah rata-rata 2.100 meter kubik perbulan.
“Harapannya Ancol dapat menjadi kawasan wisata terpadu yang terawat, bersih serta peduli terhadap kualitas lingkungan yang lebih baik,” pungkas Rika.
Penulis: Danny Kosasih