SD Muhammadiyah 2 Jakarta Buat Kerajinan Tangan dari Barang Bekas

Reading time: 2 menit
Murid SD Muhammadiyah 2 Jakarta membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Foto: Dini J. Wardani
Murid SD Muhammadiyah 2 Jakarta membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Foto: Dini J. Wardani

Jakarta (Greeners) – Siswa dan siswi SD Muhammadiyah 2 Jakarta membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Karya anak-anak tersebut merupakan salah satu implementasi dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Program P5 merupakan salah satu program dari Kemendikbudristek sebagai bagian dari kurikulum merdeka. Program ini menggunakan paradigma baru, yakni melalui pembelajaran berbasis proyek.

Proyek P5 di skala SD juga dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter, sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. Ketua Panitia Program P5 SD Muhammadiyah 2 Jakarta, Rizkha Dwi Putri Apriliyani mengatakan bahwa program ini telah memberikan pengalaman baru untuk anak-anak SD.

“Program ini membebaskan anak-anak berkarya dari tema yang sudah kami pilih. Tema tersebut juga berkaitan dalam Profil Pelajar Pancasila,” ungkap Rizkha kepada Greeners, Jumat (14/6).

BACA JUGA: Lokaprana, Kerajinan Sederhana yang Sarat Makna

Kegiatan program P5 ini merupakan kali kedua yang terlaksana. Pada semester kedua tahun ajaran 2023/2024 ini, kegiatan P5 mengangkat tema “Gaya Hidup Berkelanjutan”.

Berdasarkan tema yang telah dibuat, anak-anak pun mempelajari tentang pemilahan sampah, daur ulang sampah, hingga gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Guru-guru juga memberi tugas kepada para siswa dan siswinya untuk membuat kerajinan tangan dari barang bekas.

“Setiap kelas membuat kerajinan tangan yang berbeda-beda, misalnya kelas satu itu membuat ikan dari kardus, terus kelas dua membuat kerajinan dari bubur kertas. Ada juga bingkai foto, tempat tisu, dan mobil-mobilan. Semua bahannya itu mereka buat dari barang bekas,” kata Rizkha yang sekaligus sebagai guru.

Sebagai guru, Rizkha pun terus belajar untuk mencari banyak referensi untuk mengimplementasikan program P5 ini. Bagi Rizkha dan guru-guru di SD Muhammadiyah 2 Jakarta, ada banyak program di dalam kurikulum merdeka menjadi sebuah pengalaman baru juga untuk para pengajar. Oleh karena itu, mereka juga terus mempelajari tentang program P5 ini.

Murid SD Muhammadiyah 2 Jakarta membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Foto: Dini J. Wardani

Murid SD Muhammadiyah 2 Jakarta membuat kerajinan tangan dari barang bekas. Foto: Dini J. Wardani

Memberikan Ruang Anak untuk Berkreasi

Hadirnya program P5 sebagai sebagai praktik pembelajaran yang baru berdampak baik untuk anak-anak SD. Lewat program ini, mereka bisa menuangkan berbagai kreativitasnya.

“P5 telah menjadi wadah untuk membentuk siswa memiliki karakter yang baik lewat hasil karya-karya yang mereka buat,” imbuh Rizkha.

Kini, anak-anak memiliki ruang belajar yang menyenangkan. Sebab, program P5 ini mendukung siswa untuk melakukan pembelajaran berbasis projek atau praktik secara langsung, bukan hanya sekadar penjelasan lewat materi.

BACA JUGA: 5 Kreasi dari Karton Penggulung Tisu

Progam P5 ini juga sudah masuk ke dalam mata pelajaran inti yang perlu anak-anak pahami. Setiap hari Jumat, siswa dan siswi SD Muhammadiyah 2 Jakarta mempelajari materi-materi dari P5 ini sekaligus membuat karya yang akan mereka tampilkan pada kegiatan puncak P5.

“P5 itu per semester dilakukan satu kali. Temanya juga berubah-ubah, sesuai kesepakatan guru-guru. Semester sebelumnya kami mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika. Pada semester itu, anak-anak mengenal apa itu alat-alat musik daerah, rumah adat, hingga permainan tradisional,” ungkap Rizkha.

Rizkha berharap supaya program ini bisa mendorong guru-guru dan sekolah untuk mengangkat tema lebih menarik lagi untuk diimplementasikan. Sehingga, anak-anak pun dapat menghasilkan karya yang lebih bagus dan beragam.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top