Bali (Greeners) – Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum mengajak nelayan lokal dalam aksi Mangrove Clean Up and Planting di Kawasan Dam Suwung Batu Lumbang, Bali. Aksi tersebut dalam rangka menyemarakkan perhelatan KTT AIS Forum.
Para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Mina Werdhi Batu Lumbang menggandeng para generasi muda pencinta lingkungan untuk melakukan gerakan ‘Mangrove Clean Up Kayak Party’.
BACA JUGA: Sambut KTT AIS Forum, Ratusan Siswa Gelar Aksi “Claim The Future”
Pada gerakan tersebut, setidaknya 50 partisipan mengendarai kayak menyusuri hutan mangrove untuk menanam 500 bibit mangrove dengan jenis Rizophora mucronata. Selain itu, mereka juga membersihkan sampah-sampah yang tersangkut di sepanjang area hutan mangrove.
“Tujuan utamanya adalah mempertahankan dan menambah luasan kawasan hutan mangrove serta mengurangi sampah plastik yang berdampak buruk bagi ekosistem hutan mangrove,” ujar Ketua KUB Nelayan Segara Guna Batu Lumbang, I Wayan Kona Antara.
Ekosistem Hutan Mangrove Berpengaruh ke Perekonomian Nelayan
I Wayan Kona Antara juga menyoroti pentingnya keberadaan ekosistem hutan mangrove bagi perekonomian nelayan lokal. Apalagi, wilayah kerja dari para nelayan di Batu Lumbang memiliki teluk yang ada mangrove-nya. Menurut dia, ada potensi ekonomi dari mangrove tersebut.
“Dari mangrove bisa kita dapatkan daun yang bisa diolah jadi aneka makanan dan juga minuman. Selain itu, potensi dari hutan mangrove ini juga bisa berkembang jadi ekowisata. Jadi, kami jauh lebih punya varian ekonomi dari nelayan-nelayan yang berhadapan langsung dengan laut lepas,” ungkapnya.
BACA JUGA: Menggali Keunggulan Kehadiran Mangrove di Indonesia
Ia juga menyampaikan sumber daya perikanan di kawasan hutan mangrove memiliki potensi yang cukup besar. Dengan memastikaan kebersihan lokasi mangrove, sumber daya yang ada bisa menopang kehidupan masyarakat.
“Kami bertekad menjaga lingkungan ini, sehingga sumber perikanan itu tumbuh dan kami rasakan sekarang. Di samping itu, kami juga merawat hutan mangrove ini,” ujarnya.
Para partisipan menyusuri hutan mangrove dengan menggunakan kayak dan membersihkan sampah-sampah yang berserakan di sepanjang rutenya. Di akhir sesi, mereka menanam 150 bibit mangrove.
Penulis: Indiana Malia