89% Program Filantropi Indonesia Sesuai dengan Agenda SDGs

Reading time: 2 menit
Sebanyak 89% program filantropi di Indonesia berhasil menyesuaikan agenda SDGs. Foto: Perhimpunan Filantropi Indonesia
Sebanyak 89% program filantropi di Indonesia berhasil menyesuaikan agenda SDGs. Foto: Perhimpunan Filantropi Indonesia

Jakarta (Greeners) – Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) dan Kementerian PPN/Bappenas merilis Indonesia Philanthropy Outlook 2024. Laporan tersebut menunjukkan bahwa 89% program filantropi di Indonesia telah sesuai dengan agenda SDG.

Penyelarasan program terhadap SDGs meningkat. Sebelumnya, pada tahun 2022 mencapai 84,9%, kemudian pada 2024 meningkat menjadi 89%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dan penguatan komitmen filantropi dalam mendukung akselerasi pencapaian SDGs di Indonesia.

PFI menyusun Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang menyajikan berbagai temuan mengenai perkembangan sektor filantropi di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Tujuan dari laporan ini untuk menunjukkan hasil dan kontribusi filantropi terhadap pembangunan berkelanjutan, area kemajuan, persepsi masyarakat terhadap kegiatan filantropi, serta rekomendasi agenda prioritas.

Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas, Pungkas Bahruji Ali mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik atas terbitnya laporan Indonesia Philanthropy Outlook 2024 yang telah PFI susun.

Menurut Pungkas, laporan ini sebagai bentuk komitmen sektor filantropi. Khususnya, untuk mengangkat gambaran komprehensif tentang landskap, tren, tantangan, dan rekomendasi penguatan ekosistem filantropi. Laporan ini juga menunjukkan aksi-aksi nyata filantropi dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

BACA JUGA: Klaster Filantropi Lingkungan Tanam Pohon Serentak di 18 Provinsi

“Banyak lembaga filantropi secara dinamis membangun hubungan antara tujuan dan target SDGs. Meskipun menghadapi berbagai kendala, upaya ini layak mendapat apresiasi. Sebab, hubungan yang terjalin akan membuka peluang kolaborasi dengan banyak pihak, serta mempercepat pencapaian tujuan dan target SDGs tepat waktu. Ini membuktikan bahwa filantropi berperan penting sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi yang positif,” ujar Pungkas dalam acara Philanthropy Learning Forum (PLF) ke-63, Selasa (2/7).

Pungkas menegaskan, sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan filantropi serta pemangku kepentingan lainnya sangat penting untuk mencapai target-target SDGs. Hal tersebut bisa membantu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung agenda perubahan iklim.

Sebanyak 89% program filantropi di Indonesia berhasil menyesuaikan agenda SDGs. Foto: Perhimpunan Filantropi Indonesia

Sebanyak 89% program filantropi di Indonesia berhasil menyesuaikan agenda SDGs. Foto: Perhimpunan Filantropi Indonesia

Perhimpunan Filantropi Indonesia Perkuat Data

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus PFI, Rizal Algamar mengemukakan bahwa Indonesia Philanthropy Outlook merupakan bentuk salah satu komitmen PFI untuk memperkuat ekosistem filantropi dalam aspek data dan informasi.

“Salah satu aspek penting ini perlu didorong sebagai referensi untuk perkembangan sektor filantropi yang berbasiskan data agar berdampak lebih efektif dan luas. Publikasi ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi semua pemangku kepentingan,” ucap Rizal.

BACA JUGA: Filantropi Islam Berpotensi Danai Program Lingkungan Hidup

Indonesia Philanthropy Outlook 2024 merupakan outlook kedua yang telah PFI publikasi. Sebelumnya, mereka telah merilis Outlook pertama pada tahun 2022.

Pentingnya Gotong Royong Multi Sektor

Berdasarkan World Giving Index 2022, Indonesia menjadi negara paling dermawan. Namun, sebuah pencapaian ini harus didukung oleh tata kelola, akuntabilitas, dan transparansi yang kuat. Dukungan itu bisa memberikan sebuah dampak yang terukur.

Direktur Yayasan Tahija dan Anggota Badan Pengawas PFI, Trihadi Saptohadi menegaskan dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan perlu gotong royong multi sektor. Elemen masyarakat, sektor swasta, dan filantropi perlu saling berkolaborasi.

“Gotong royong multi-sektor ini sangat penting guna membangun kemitraan dan tata kelola bagi pembangunan berkelanjutan,” kata Trihadi.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top