79 Ekor Burung Dilepasliarkan di Kebun Raya Indrokilo Boyolali

Reading time: 2 menit
Pelepasliaran 79 ekor burung di Kebun Raya Indrokilo, Kabupaten Boyolali. Foto: KLHK
Pelepasliaran 79 ekor burung di Kebun Raya Indrokilo, Kabupaten Boyolali. Foto: KLHK

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melepasliarkan 79 ekor burung di Kebun Raya Indrokilo, Kabupaten Boyolali, pada Kamis (29/8). Acara ini merupakan bagian kegiatan dalam rangka peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) Tahun 2024.

Menteri LHK Siti Nurbaya memimpin acara pelepasliaran 79 ekor burung tersebut. Terdapat lima jenis burung yang berbeda. Di antaranya 30 burung perkutut jawa (Geopelia striata), 10 burung kepudang kuduk hitam (Oriolus chinensis), 15 burung kerak kerbau (Acridotheres javanicus), 14 ekor merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), dan 10 ekor cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster).

Siti mengatakan bahwa sebelum pelepasliaran semua burung telah menjalani pemeriksaan kesehatan yang ketat. Burung-burung tersebut juga telah melewati proses habituasi di Kebun Raya Indrokilo.

KLHK memilih Kebun Raya Indrokilo sebagai lokasi pelepasliaran karena luasnya yang memadai dan ketinggiannya yang ideal, yaitu antara 275 hingga 300 meter di atas permukaan laut.

“Ini untuk memastikan bahwa satwa yang dilepasliarkan mampu beradaptasi dengan baik di habitat barunya. Sehingga, mereka bisa memperkuat populasi di alam liar,” jelasnya.

BACA JUGA: BKSDA Aceh Lepasliarkan 1.107 Ekor Tukik Tuntong Laut

Ia juga menambahkan bahwa pengelolaan keanekaragaman hayati perkotaan tidak hanya melestarikan satwa dan tumbuhan. Hal itu dapat menciptakan lingkungan kota yang lebih berkelanjutan, sehat, dan menyenangkan untuk dihuni.

Setelah pelepasliaran, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah bersama mitra akan melakukan monitoring selama beberapa bulan ke depan. Tujuan dari monitoring ini adalah untuk mengamati perkembangan burung-burung pascapelepasliaran. Mereka juga akan memastikan keberhasilan pelepasliaran serta mendapatkan data mengenai adaptasi satwa di lingkungan barunya.

“Harapannya pelepasliaran ini dapat meningkatkan populasi burung di Kebun Raya Indrokilo. Sehingga, bisa menjadi langkah nyata dalam upaya konservasi di tingkat lokal,” ungkap Siti.

Pelepasliaran 79 ekor burung di Kebun Raya Indrokilo, Kabupaten Boyolali. Foto: KLHK

Pelepasliaran 79 ekor burung di Kebun Raya Indrokilo, Kabupaten Boyolali. Foto: KLHK

Cetak Generasi Muda Cinta Lingkungan

Dalam kesempatan tersebut, Siti juga menyerukan agar Puncak Peringatan HKAN 2024 di Boyolali dapat mencetak generasi muda yang cinta lingkungan.

“Mari kita cetak generasi muda yang cinta lingkungan dari HKAN 2024 Boyolali,” serunya.

Ia menjelaskan bahwa di tengah krisis global seperti perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan polusi yang meningkat, keterlibatan seluruh elemen bangsa sangat penting. Menurutnya, Indonesia telah berkomitmen kuat dalam menangani perubahan iklim.

Komitmen tersebut tercantum melalui Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). Ada pula kebijakan jangka panjang menuju net-zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.

BACA JUGA: 28 Satwa Liar Dilepasliarkan di TN Bukit Barisan Selatan

Dalam bidang keanekaragaman hayati, Indonesia terus berkomitmen untuk mencapai visi 2050 “Living in Harmony with Nature”. Visi itu KLHK adopsi dalam Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (KM-GBF).

“Upaya ini mencakup tindakan korektif untuk mengurangi risiko kepunahan spesies dan mempertahankan keanekaragaman genetik. Selain itu, upaya ini juga melibatkan pengelolaan interaksi manusia-satwa liar untuk meminimalkan konflik,” imbuhnya.

Sebagai wujud nyata dari keberhasilan konservasi, Siti dengan bangga mengumumkan kelahiran enam ekor anggota baru dari beberapa spesies kunci yang dilindungi di kawasan konservasi Indonesia.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top