675 UMKM di Jabodetabek Layani Pembelian Produk Isi Ulang

Reading time: 2 menit
UMKM di Jabodetabek melayani pembelian produk isi ulang. Foto: Dini Jembar Wardani
UMKM di Jabodetabek melayani pembelian produk isi ulang. Foto: Dini Jembar Wardani

Jakarta (Greeners) – Produsen berperan penting untuk mengurangi sampah pascakonsumsinya. Sebagai produsen manufaktur, Unilever yang menggandeng Alner berhasil memberdayakan 675 UMKM dalam menyebarluaskan gaya hidup belanja isi ulang (refill) di tengah masyarakat.

Sejak 2023, Alner telah menjalankan proyek TRANSFORM. Lewat proyek itu, Alner telah menguji opsi refill yang inovatif pada produk-produk FMCG dengan menyasar ke masyarakat menengah bawah.

TRANSFORM adalah program dari Unilever global, The Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) – Inggris and EY. Program ini mendorong dampak berkelanjutan dan sosial dengan mendukung proyek-proyek inovatif di seluruh dunia.

Dengan pendanaan tersebut, Alner akan memperluas titik stasiun pengisian ulang di channel berbasis masyarakat dan perdagangan konvensional hingga 1.500 titik. Misalnya, toko kelontong dan bank sampah, sehingga lebih mudah masyarakat jangkau.

BACA JUGA: Praktik Guna Ulang Solusi Kurangi Sampah Plastik dan Krisis Iklim

Melalui sistem low tech refill (tanpa mesin isi ulang), konsumen nantinya dapat mengisi ulang beberapa produk dengan menggunakan wadah sendiri atau wadah yang Alner siapkan di masing-masing titik dengan proses manual dari jerigen langsung ke botol.

“Di project TRANSFORM-Alner, masyarakat tidak hanya bertindak sebagai konsumen, namun juga sebagai mitra yang menyediakan fasilitas refill. Mereka adalah UMKM berbasis komunitas dan konvensional seperti toko atau warung dan bank sampah. Sehingga, tercipta sistem yang dapat tereplikasi dengan cepat dan dalam skala besar,” ungkap Chief Commercial Officer Alner, Renata Felichiko di Jakarta, Selasa (11/6).

Apalagi, lanjutnya, 70% konsumen di Indonesia membeli kebutuhan rumah tangga melalui channel konvensional seperti warung. Saat ini juga sudah banyak bank sampah berbasis komunitas mulai memasuki ekosistem refill, sebagai pengecer dan pengumpul sistem kemasan yang dapat digunakan kembali.

Setelah satu tahun proyek ini berjalan, Alner dan Unilever berhasil mengurangi sampah sebanyak 4.412 kilogram kemasan plastik baru. Sebanyak 77.624 liter produk juga berhasil terjual melalui sistem refill. Hal itu menandakan bahwa solusi ini mulai konsumen terima dengan baik dan berpotensi untuk terus meningkat.

UMKM di Jabodetabek melayani pembelian produk isi ulang. Foto: Dini Jembar Wardani

UMKM di Jabodetabek melayani pembelian produk isi ulang. Foto: Dini Jembar Wardani

Isi Ulang Bisa Kurangi Sampah di Hulu

Pada tahun 2023, Indonesia menghasilkan 19,5 juta ton sampah, dan 3,6 juta ton di antaranya adalah sampah plastik. Guna merealisasikan target ‘Indonesia Bebas Sampah’ hingga 2025, perlu upaya untuk melakukan pengurangan plastik.

Kasubdit Barang dan Kemasan, Direktorat Pengelolaan Sampah Ditjen Pengelolaan Sampah Limbah, dan B3 KLHK, Ujang Solihin Sidik mengatakan sistem refill adalah inovasi yang dapat mengurangi dan mencegah sampah plastik dari hulu. Sistem refill juga salah satu upaya pengurangan sampah pada kerangka penerapan ekonomi sirkular yang tercantum di Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 tahun 2019.

BACA JUGA: Tekan Laju Sampah 2024, Perkuat Komitmen Guna Ulang

Menurut Ujang, sistem ini memiliki potensi untuk berkembang. Selain itu, patut menjadi model bisnis yang produsen terapkan guna mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

“Selain itu, butuh pemahaman dan partisipasi masyarakat untuk menjalankan gaya hidup refill agar permasalahan sampah plastik dapat diatasi secara lebih komprehensif,” ujarnya.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top