500 Aktivis Unjuk Rasa di Busan Desak Pemimpin Dunia Akhiri Polusi Plastik

Reading time: 2 menit
Ratusan aktivis unjuk rasa mendesak pemimpin dunia untuk mengakhiri polusi plastik. Foto: Friends of the Earth International
Ratusan aktivis unjuk rasa mendesak pemimpin dunia untuk mengakhiri polusi plastik. Foto: Friends of the Earth International

Jakarta (Greeners) – Sebanyak 500 aktivis dari Friends of the Earth International dan Friends of the Earth South Korea (KFEM) menggelar unjuk rasa. Aksi tersebut mereka lakukan di pantai dekat lokasi berlangsungnya perundingan perjanjian plastik global atau Intergovernmental Negotiating Committee ke-5 (INC 5) di Busan, Korea Selatan. Mereka membentuk tulisan “End Plastic” untuk mendesak para pemimpin dunia segera mengakhiri polusi plastik.

Ketua Friends of the Earth International, Hemantha Withanage, mengatakan bahwa mereka bersatu untuk mendukung perjanjian yang kuat dalam mengatasi krisis polusi plastik secara langsung. Mereka juga menuntut tindakan yang memangkas produksi plastik dari sumbernya.

“Urgensi masalah plastik tidak bisa lagi diremehkan. Setiap hari, setara dengan 2.000 truk sampah penuh plastik terbuang ke lautan, sungai, dan danau di seluruh dunia, mencekik ekosistem dan masyarakat,” kata Hemantha lewat keterangan tertulisnya, Minggu (24/11).

BACA JUGA: Perjanjian Plastik Global Perlu Perkuat Solusi Guna Ulang

Hyein Yu dari KFEM/Friends of the Earth South Korea mengungkapkan, sebagai tuan rumah INC-5, Korea Selatan harus mengirimkan pesan yang jelas kepada masyarakat internasional. Menurutnya, perjanjian plastik yang mengikat secara hukum tidak lagi bersifat opsional, melainkan sangat diperlukan.

“Pemerintah Korea wajib menjalankan kepemimpinan yang bertanggung jawab. Mereka harus memastikan keberhasilan penyelesaian perjanjian yang kuat, mencakup seluruh siklus hidup plastik, dan mengurangi produksi plastik,” ujar Hyein.

Perkuat Perjanjian Plastik

Demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan global yang terus berkembang. Hal itu seiring dengan aksi-aksi serupa oleh kelompok Friends of the Earth di seluruh dunia.

Dalam aksi tersebut, mereka membawa pesan yang jelas bahwa dunia membutuhkan perjanjian yang menghadapi krisis plastik dalam skala penuh. Selain itu, penting untuk mengatasi polusi plastik di setiap tahap. Mulai dari ekstraksi bahan bakar fosil hingga produksi, pengemasan, distribusi, dan pembuangan.

Ana Maria Vasquez dari CESTA/Friends of the Earth El Salvador turut menyoroti masalah sampah plastik. Ia mengungkapkan, negara-negara kaya membuang jutaan ton sampah plastik ke negara-negara di belahan bumi selatan. Bahkan, mengubah wilayah tersebut menjadi tempat pembuangan sampah plastik global.

BACA JUGA: Celios: Perdagangan Karbon, Solusi Keliru untuk Atasi Krisis Iklim

INC-5 berlangsung mulai hari ini, Senin (25/11). Masyarakat yang terdampak serta gerakan sosial dan lingkungan di seluruh dunia bersiap untuk negosiasi ini. Mereka bertekad untuk melawan pengaruh bahan bakar fosil dan kepentingan korporasi yang dapat melemahkan efektivitas perjanjian. Mereka juga menyoroti perlunya perjanjian yang meminta pertanggungjawaban korporasi.

Selain itu, sebanyak 170 negara akan berkumpul dalam pertemuan terakhir di INC  yang berlangsung dari 25 November hingga 1 Desember 2024. Dalam agenda ini, negara yang terlibat akan menetapkan instrumen hukum internasional yang mengikat untuk mengakhiri pencemaran plastik.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top