Jakarta (Greeners) – Penghargaan Adiwiyata bagi sekolah yang giat dan peduli lingkungan kembali digelar. Di tahun ini, sebanyak 344 sekolah mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional. Sedangkan 77 sekolah lainnya meraih penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri. Adiwiyata menjadi program yang membangun kesadaran lingkungan pada generasi muda sejak dini.
Tahun 2021 ini terdapat 932 sekolah dari 150 kabupaten, 34 kota dan 24 provinsi yang Dinas Lingkungan Hidup usulkan untuk mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyerahkan penghargaan Adiwiyata Nasional dan Mandiri. Penghargaan ini diberikan kepada sekolah yang secara konsisten menerapkan Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah (PBLHS).
“Dari berbagai aktivitas yang mereka lakukan, kita bisa melihat optimisme bangsa Indonesia dari generasi muda melalui kepeduliannya terhadap kelestarian lingkungan,” kata Menteri Siti dalam keterangannya, di Jakarta baru-baru ini.
Dalam kaitan pendidikan kesadaran lingkungan sejak dini, sekolah-sekolah formal harapannya dapat menjadi magnet pengembangan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) hingga saat ini ada 4.726 sekolah dari 34 provinsi yang telah meraih penghargaan Adiwiyata Nasional dan Adiwiyata Mandiri.
Sesuaikan Adiwiyata dengan Dinamika Terkini Masyarakat
Sebagai bagian dari penyiapan sumber daya manusia (SDM) untuk lingkungan dan kehutanan, Menteri Siti menginstruksikan agar PBLHS dan penghargaan Adiwiyata dapat disesuaikan dengan perkembangan dan dinamika di sekitar masyarakat.
Pertama, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pola pendidikan ke depan di antaranya melalui konsep Pendidikan Merdeka Belajar. Kedua, digitalisasi menjadi bagian penting dalam membangun efisiensi dan efektifitas pembangunan, serta kemudahan jangkauan terutama di daerah-daerah. Ketiga, atensi dan aspirasi publik yang makin luas tentang aspek lingkungan.
“Saya meminta jajaran di KLHK dan Kemendikbud, serta Dewan Pertimbangan dan Tim Pembina Gerakan PBLHS, kita diskusikan lagi apa yang harus segera kita sesuaikan. Supaya di lapangannya yang sudah berjalan baik ini menjadi lebih menarik lagi bagi remaja dan generasi muda,” ungkap Siti.
Selain itu, tujuannya harus berdampak bagi lingkungan, termasuk mengantisipasi perubahan iklim. Lebih jauh lagi, demi berkontribusi dan membawa reputasi Indonesia di mata dunia.
Pendidikan Lingkungan Penting Bagi Generasi Muda
Menurutnya, pendidikan lingkungan hidup bagi generasi muda sangatlah penting. Sebab pendidikan lingkungan dapat mengubah pandangan dan perilaku seseorang terhadap lingkungannya. Oleh karenanya, pendidikan kepada generasi muda penting dan patut mendapatkan apresiasi dan dukungan.
Di antara inisiatif membangun kesadaran lingkungan khususnya di kalangan generasi muda, datang dari Institut Hijau Indonesia, dalam mitra bersama WALHI, KTNI dan Huma, dalam program Green Leader Indonesia. Kementerian LHK dan para mitra kerja akan terus mengembangkan langkah lanjutan untuk memperkuat program ini.
Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BP2SDM) KLHK Ade Palguna, mewakili Plt. Kepala BP2SDM mengungkapkan, program ini telah berhasil mendorong adanya peningkatan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di sekolah.
Dalam kurun waktu tahun 2006 – 2021, Sekolah Adiwiyata telah memberi kontribusi berupa pengurangan timbulan sampah melalui pengelolaan sampah dengan reduce, reuse dan recycle (3R) sejumlah 42.534 ton per tahun. Kemudian penanaman dan pemeliharaan 354.450 pohon/tanaman, 70.890 lubang biopori, 14.178 sumur resapan dan penghematan listrik dan air rata-rata 10-40 % per sekolah.
Penulis : Ari Rikin