Jakarta (Greeners) – Ecological Observation & Wetlands Consevation (Ecoton) mengajak anak-anak Sekolah Alam Ramadhani Mojoroto Kota Kediri, menjadi detektif sungai untuk meneliti kondisi Sungai Brantas. Kegiatan tersebut dalam rangka meningkatkan partisipasi, sekaligus merangsang anak-anak dan pelajar untuk peduli terhadap isu lingkungan.
Peserta detektif sungai ini tergabung dalam berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari tingkat dasar, menengah, sampai pendidikan tingkat atas. Jumlah peserta yang tergabung mencapai 40 orang.
Ecoton mengenalkan cara-cara penulisan jurnal ilmiah kepada anak-anak tersebut, supaya mereka bisa menuliskan pengalaman penelitian dan hasil identifikasi melalui tulisan ilmiah. Jurnal ini juga membantu mendokumentasikan data dan temuan penting yang dapat menjadi referensi dalam penelitian secara komprehensif.
Selain itu, Ecoton mengajak detektif sungai untuk mengobservasi kesehatan sungai melalui biotilik dan penelitian mikroplastik di Sungai Kedak, salah satu sungai yang mengalir ke sungai induk, yaitu Brantas.
BACA JUGA: Sungai Brantas Makin Panas, Plankton Kali Brantas Punah
Observasi tersebut bertujuan untuk mengajak anak-anak untuk menjaga sungai. Khususnya, melihat kualitas air menggunakan indikator biota dan melihat kontaminasi mikroplastik, yang dapat membahayakan lingkungan sekaligus mengancam kesehatan manusia.
“Memang dalam kegiatan ini kami lebih banyak mengobservasi sungai agar siswa mengetahui kondisi lingkungan, apakah kotor dan penuh plastik. Sebab, saat ini banyak anak muda yang cuek. Melalui sekolah alam, detektif sungai ini bisa memberikan kesempatan anak muda untuk menyumbang solusi,” ucap Koordinator Kegiatan Sekolah Alam Detektif Sungai, Tonis Afrianto di Kediri, Kamis (4/5).
Kesehatan Sungai Kedak Kurang Baik
Setelah melakukan observasi bersama-sama, detektif sungai menunjukkan fakta bahwa Sungai Kedak memiliki kesehatan sungai yang kurang baik. Berdasarkan pengamatan biotilik mendapatkan skor 2,5, yaitu tercemar sedang.
Sementara itu, dalam pengamatan mikroplastik terdapat kontaminasi partikel filamen, fragmen, dan fiber. Mikroplastik tersebut berseumber dari sampah plastik seperti kresek, saset, dan kain.
BACA JUGA: Ecoton Pamerkan Program Aksi Brantas di World Water Forum
Kegiatan alam bebas ini telah mendapatkan antusiasme penuh dari anak anak muda. Ahmad Isa Ramadhan dari Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri menyampaikan rasa antusiasnya.
“Melalui kegiatan ini, saya mendapatkan pemahaman mendalam tentang bahaya mikroplastik dan pentingnya mengurangi penggunaan plastik. Ke depannya, kami harap semakin banyak warga yang sadar akan dampak buruk plastik dan berkomitmen untuk membawa tas belanja sendiri, serta mengurangi plastik dalam kehidupan sehari-hari,” kata Isa.
Pada kegiatan selanjutnya, Ecoton juga akan mengajak lebih banyak keterlibatan pelajar dan siswa. Tak sekadar mengajak anak-anak di lingkup DAS Brantas saja, tetapi Ecoton akan mengajak anak-anak di daerah sungai lainnya.
DLHKP Kota Kediri Berikan Apresiasi
Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan (DLHKP) Kota Kediri turut ikut serta dalam kegiatan alam ini. Mereka mendukung dan mengapresiasi inisiatif Ecoton dalam menjaga lingkungan di Kota Kediri.
“Kami ingin mengajak adik-adik detektif sungai untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi plastik kresek, mengajak orang tua dan keluarga untuk memilah sampah sejak dari rumah. Juga penting untuk menjaga sungai Brantas dari limbah rumah tangga dan polusi plastik,” uncap Kepala DLHKP Kota Kediri, Imam Muttaqis.
Saat ini, Kota Kediri menjadi salah satu kota yang memiliki aturan pembatasan penggunaan plastik. Aturan tersebut terantum dalam Perwali Nomor 40 Tahun 2023 tentang Pembatasan Penggunaan Plastik Sekali Pakai.
Penulis: Dini Jembar Wardani
Editor: Indiana Malia