Hutan mangrove dan rawa bakau merupakan daerah yang sangat subur serta menyediakan tempat berlindung juga tempat mencari makan bagi kebanyakan makhluk hidup. Salah satunya adalah ikan gelodok. Ikan gelodok (Periophthalmus sp,) dikenal dengan berbagai macam penamaan lokal seperti tembakul, gabus laut, belodok, belodog atau blodog. Dalam penamaan bahasa Inggris ikan ini disebut ‘mudskipper’ karena kebiasaannya yang senang melompat-lompat ke daratan, terutama di daerah berlumpur di sekitar rawa-rawa bakau ketika air sedang surut.
Jenis ikan ini sering disebut juga ikan amfibi karena alat penglihatan, alat pernapasan dan pergerakannya dominan di darat. Ikan gelodok dikenal sebagai peluncur lumpur yang handal, mereka bergerak di atas tanah dengan meluncurkan tubuhnya menggunakan sirip dada. Hebatnya lagi ikan ini dapat bertahan di luar air sampai sampai 7-8 menit.
Pada ekosistem mangrove dan rawa bakau ikan gelodok merupakan konsumen tingkat pertama maupun tingkat kedua dalam rantai makanan. Ikan gelodok menempati posisi konsumen primer dan sekunder dalam rantai makanan. Pada penelitian Udo (2002) diketahui jenis-jenis makanan ikan gelodok terdiri dari Alga, Arachnida, Crustacea, detritus, ikan, Moluska, Chilopoda, Insekta, zat-zat makrofit, Nematoda, butiran pasir dan Fungi.
Di sisi lain, terkadang ikan ini bergerombol dan bertengger pada akar-akar tunjang pohon bakau Rhizophora atau berada di antara akar-akar tunjang pohon bakau Sonneratia. Sirip perutnya yang menyatu berfungsi sebagai alat penghisap untuk berpegang. Perilaku ikan gelodok yang mampu berada di darat dan di air disebabkan oleh struktur alat gerak khusus yang tersusun atas tulang, otot dan persendian yang mampu menunjang pergerakannya.
Adapun beberapa ciri-ciri ikan gelodok antara lain bentuk badan bulat panjang seperti torpedo dan memiliki panjang mendekati 30 cm. Matanya besar menonjol (seperti mata kodok) dan mencuat keluar. Ketika berenang, matanya fokus dan berada di atas permukaan air.
Ikan ini mempunyai sirip-sirip punggung terkembang, biasanya akan terkembang apabila sedang bertemu lawan/musuhnya. Sirip punggung pertama memiliki 5 jari-jari dan sirip perut bersatu, rahang atas 4-6 gigi taring. Sirip dadanya pada bagian pangkal berotot, dan sirip ini bisa ditekuk hingga berfungsi seperti lengan yang dapat digunakan untuk merangkak atau melompat di atas lumpur.
Berdasarkan informasi yang dikutip pada laman indoindifish.blogspot.co.id , bahwa sumber organ pernapasan pada ikan gelodok adalah insang tetapi telah disesuaikan untuk bisa digunakan di darat. Hal ini dilakukan dengan cara memerangkap air di rongga insang dengan menutup rapat mulut dan tutup insang. Ikan ini bisa berada di darat selama air yang di bawahnya masih mengandung oksigen, jika oksigenya telah habis, ikan ini harus segera mencari air segar lagi dan proses yang sama terulang kembali.
Menurut beberapa informasi ikan ini dipercaya sudah ada sejak 22,5 juta tahun yang lalu dan hidup hingga kini. Peran ikan gelodok bagi manusia umumnya adalah sebagai bahan pakan atau umpan untuk memancing Ikan. Uniknya lagi ikan yang tampak “jorok” ini memiliki daging dengan nilai gizi yang tinggi.
Berdasarkan tulisan ilmiah Sabilah Fi Ramadhani dan Ahmad Muhtadi (2016) menjelaskan bahwa di beberapa negara di Asia, seperti Bangladesh, Cina, Jepang, Korea, Filipina, Taiwan, Thailand dan Vietnam spesies ini memiliki daging yang dianggap memiliki kelezatan tersendiri, kemudian ikan ini juga dibudidayakan secara ekstensif. Di India, ikan ini dikonsumsi oleh nelayan sebagai obat tradisional. Menurut Purwaningsih, et al (2013), ikan gelodok memiliki kadar gizi berupa asam amino esensial.
Penulis: Sarah R. Megumi